Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #57

Masih Takut #57

Apa yang dilakukan William, Kania, Intan hal yang sangat nekat dan berbahaya, awalnya William hanya ingin memperlihatkan apa yang dilakukan Rosa pada bapak Kania. Niiatnya hanya ingin membantu sahabatnya, tidak ada niat membawa Intan.

 

Namun siapa yang menduga

karena teriakan kaget yang dilakukan Intan  kekasih William hampir saja

membunuh  merek bertiga. Mereka di sekap di gedung belakang Villa,

rencananya mereka akan dilenyapkan, hanya tinggal menunggu perintah dari bos

wanita bertato itu. Ia  di dikenal bos Mafia wanita seorang germo dan

pemasukan barang haram ke berbagai club malam.

 

Sebenarnya wanita itu

juga, sudah lama jadi incaran Beny, tetapi ia selalu lepas, licin bagai belut,

karena dia didukung seorang dari dalam.

 Beruntung ada

Jonas si anak jenius yang menolong mereka.

 

Setelah penjaga itu

ditumbangkan, mereka  bertiga melarikan, setelah diberitahu Jonas barulah

mereka menggeser lemari dan benar pintu menuju  bagian belakang rumah. Dan

di belakang hanya ada tembok tinggi jalan satu-satunya keluar melalui

pembuangan limbah. Bagi Kania dan William tidak mengapa lewat dari got keluar

yang terpenting nyawa selamat. Tetapi tidak untuk Intan ia menolak

 

"Aku tidak mau

masuk itu bau bangat,” ujar Intan.

 

“Kamu mau mati di sini,

lihat kandang yang di tutup jeruji besi, itu kandang buaya, ayo. William

menarik masuk ke lubang seperti terowongan dan tembus ke kali pembuangan

limbah. Intan muntah-muntah karena bau  dan warnanya hitam pekat. 

Mereka terus berjalan di sisi kali tidak peduli jadi tontonan orang.

 

"Mama  maju

lagi ada mobil polisi yang menunggu di depan,” ucap Jonas lewat telepon dan

akhirnya mereka bertiga selamat walau harus bau busuk dan luka-luka di wajah

dan tangan.

 

Tiba dalam mobil kedua

polisi yang diperintahkan Beny untuk menjemput  sampai tutup hidung karena

mereka dapat penumpang  berwarna hitam dan berbau busuk

 

“Maaf Pak polisi kami

bau,” ujar Intan lalu menangis sedih, karena mereka bertiga hampir mati.

 

"Sudah jangan

nangis, kalau bukan karena ulah lu kita tidak seperti ini, dari rumah gue sudah

peringati lu untuk hati-hati,” ucap William kesal

 

"Sudah jangan

marah-marah lagi yang penting kita keluar masih bernyawa," ujar Kania.

 

Mereka bertiga diam

seperti patung.

 

"Maaf ya Pak, kalau

kalian ke bauan"

 

“Ya,  baunya buat

perut  bergejolak.” Polisi membuka jendela mobil.

 

William hanya diam,

ia  berharap temannya tidak mendapat masalah karena ulahnya, ia menyesal

mengajak Intan  ke tempat itu.

 

“Apa kamu baik-baik

saja?” tanya Kania pada William.

 

“Aku berharap 

mereka tidak menemukan ponsel kita di dalam mobil, kalau orang jahat itu

menggeledah mobil, mereka akan tahu kalau Haris yang memberi kode undangan itu

Lihat selengkapnya