Apa yang dilakukan Kania, rupanya membuka satu jalan untuk Sudung, ia punya alasan untuk menendang Rosa dari hidupnya.
Selama ini banyak sekali orang yang menuduh Sudung lebih memilih istri barunya dan anak sambungnya daripada anak kandung. Bahkan menuduhnya mengusir kedua anaknya dan memelihara anak sambung.
Sebab Daren adik Kania sampai saat itu, ada di London, di sekolahkan mulai SMP sampai sekarang belum pernah pulang. Banyak yang beranggapan kalau anak itu di buang ke keluar negeri. Semua tuduhan itu, dia telan dalam diam, hanya dia yang tahu kebenarannya sesungguhnya.
Tetapi kali ini juga Kania akan membuka semua kebusukan ibu tirinya, bukan hanya soal lelang Brondong, Kania juga menyimpan rekaman perselingkuhan ibu tirinya dengan besannya sendiri.
Kania duduk di meja kerja dengan wajah serius, ia meretas data-data milik Rossa dan akhirnya ia menemukan fakta, dalam file yang ia curi. Kania melihat sebuah email yang isinya, membuat Kania terdiam.
“Kenapa daddy tidak pernah bilang … harus bicara jujur pada kami, agar aku tidak salah paham selama ini,” ujar Kania, ia akhirnya paham kenapa daddynya memilih diam, ternyata Rosa Iyos mencuri dan menahan semua surat-surat perusahaan, mobil, rumah dan properti lainya.
“Dimana kalian menyembunyikannya keparat ? aku pasti bisa menemukannya,” ujar Kania marah.
Ia kasihan pada daddynya karena menanggung beban itu sendirian. “ Kenapa tidak bawa ke pengadilan, mengenai pencurian ini,” ucap Kania. Tapi ia baru ingat keluarga dari Andre banyak bekerja di kejaksaan dan di kepolisian, “ tenang daddy, aku akan mengambil itu dari tangan mereka, seharusnya, jangan percayakan semuanya pada orang lain, sekalipun itu pengacara mu’ ucap Kania.
Sekarang wanita cantik itu punya misi baru, ia ingin mengambil surat-surat perusahaan yang dicuri Rosa dan Iyos dari Daddy nya.
Saat sedang berkutat di depan laptop, terdengar ketukan pintu, Kania membereskan semua kertas-kertas dan menutup laptop.
Tok, tok …!
“Tunggu sebentar.” Kania membuka hanya mengeluarkan kepalanya sedikit, ia belum memperbolehkan orang ke kamarnya.
Brayen mengintip kamar Kania.
“Ada apa Bang?” Kania menahan pintu.
“Kamu lagi ngapain, apa aku tidak boleh masuk ke kamarmu? Sembunyikan apa di kamar dikunci mulu.”
“Tidak ada hanya aku suka berantakan, aku malu kalau di lihat”
“Aku sua-”
“Abang sudah makan?” Kania langsung memotong kalimat Brayen, tidak ingin pembahasan mereka semakin melebar, padahal baru beberapa jam mereka berbaikan. Kania juga ingin berbaikan dengan Brayen sebagai suami. Tetapi ia butuh waktu untuk percaya pada Brayen sepenuhnya , tidak mau percaya dengan mudah, takut dikhianati lagi.
“Melihat sikap Kania yang enggan berbagi rahasia dengannya, Brayen hanya tersenyum kecil.
‘Baiklah kalau kamu memang seperti , baiklah aku akan menunggumu sampai kamu benar mau mau menerimaku sepenuhnya jadi suamimu’ Brayen membatin, sakit memang kalau merasa belum dipercaya sepenuhnya. Namun, apa yang dialami Brayen saat ini, itu bagian kecil yang di alami Kania di masa lalu.
Kania bukan sengaja membalas Brayen, tetapi itulah cara alam ini mengingatkannya Brayen mungkin ....