Brayen menepati janjinya, besok harinya ia datang ke kantor membawa surat pengunduran diri, awalnya Sudung kaget, ia pikir Brayen mendapat tawaran dari perusahaan lain. Tetapi setelah tahu alasannya . Brayen juga menceritakan kejadian yang menimpa Kania, akhirnya ia mengerti.
“Baiklah kalau memang itu keputusanmu, tapi aku butuh bantuan mu sebelum kamu keluar”
“Apa Pak”
“Aku ingin kamu memegang perusahaan , sampai aku pulang”
“Ha? Tapi pak saya tidak bisa melakukannya”
“Kamu pasti bisa Brayen, kamu sudah ikut saya selama sepuluh tahun membangun perusahaan ini, jatuh bangun sudah kita lalui”
“Tapi Bapak mau ke mana?”
“Saya ingin berobat, tapi sebelumnya ingin menjenguk Daren di London, lakukan yang tebaik. Minta istrimu membantu untuk membangun Lonax”
“Kapan bapak mau pergi”
“Waktu dekat ini, tapi sebelumnya aku ingin melakukan sesuatu …”
*
Rosa masih belum berani keluar rumah, setelah beberapa hari sejak kejadian penggerebekan itu, berita itu masih digoreng dan dikuliti dalam grup arisan, ada beberapa anggota yang curhat diceraikan suami karena dianggap mempermalukan jabatan suaminya.
Tetapi Sudung tidak melakukan itu, karena ia juga tidak mau kehilangan harta karena Rosa, sebab dalam surat perjanjian pernikahan mereka, jika Sudung yang menceraikan Rosa, maka seluruh harta dan aset milik suaminya, akan jatuh ke tangannya. Maka untuk melawan orang yang licik, maka bapa Kania punya cara.
Maka ia bekerja sama dengan pihak bank, ia bilang sama Rosa kalau ia bangkrut, rumah sert isinya dan aset- aset akan disita bank.
“Apa? Tidak Mungkin, Papi pasti bercanda, kan?”
“Tidak, aku sudah pernah bilang, perusahaan kita dalam masa kritis, kamu malah berfoya-foya, buang-buang uang, gunung puji saja bisa rata dengan tanah, kalau terus dikeruk tiap hari, sama seperti kamu yang boros , menggunakan uang perusahaan”
“Tapi dalam perjanjian aku berhak menggunakan”
“Tapi tetap ada aturannya, saat aku dirawat di Singapura puncak masalahnya … uang ratusan juta yang hampir tiap minggu kamu habiskan, uang operasional perusahaan”
Rosa diam, wanita itu tidak tahu kalau Sudung selalu mengawasinya, Sudung juga tahu kalau Rosa dan Iyos korupsi di perusahaan dan ingin merebut perusahaannya.
“Maka mulai hari ini, di rumah ini tidak ada lagi asisten rumah tangga dan supir dan layanan lainnya”
“Aku bisa gila kalau seperti ini, aku tidak bisa kalau tidak punya asisten rumah tangga, "rutuk Rosa.
“Aku tidak punya banyak uang untuk memberi gaji mereka. Lakukan sendiri pekerjaan di rumah”
Rumah besar itu mendadak sangat sepi, kalau biasanya ada asisten rumah tangga, supir dan satu orang yang mengurus taman dan mengurus binatang peliharaan. Tetapi hari itu rumah besar berlantai dua itu tidak ada lagi orang dan tidak ada aktivitas memasak di dapur. Rosa stres kalau biasanya semuanya harus di layani kalau ini ia kerjakan sendiri.
“Bagaimana aku hidup seperti ini?”