Setelah bertemu Winda dan Andre Brayen pulang ke rumah, ia berharap apa yang dikatakan Winda benar, Andre menghentikan keinginannya untuk melakukan tes DNA untuk Jonas, mobil Brayen tiba di rumah di sambut Nur dengan teriakan dan tepung tangan dengan gembira, ia seperti anak kecil yang menyambut ayahnya pulang, awalnya Brayen marah setiap kali Nur bertingkah seperti itu. Namun, melihat Kania yang justru senang saat di sambut Nur, Brayen jadi malu sendiri, ia tidak marah lagi jika kakaknya yang idiot itu bersikap seperti itu.
“Baen bawa apa, bawa apa …?”
(Brayen bawa apa … bawa apa ….?) ujar wanita itu dengan lompat-lompat karena gembira, sayangnya, Brayen tidak bawa apa-apa, jadi dia diam dan masuk ke rumah dengan wajah kecewa. Bu Lisda menatap wajah putrinya dengan sedih, ia juga akan sedih setiap kali Nur kecewa.
“Mama belum pulang Jo?” tanya Brayen saat Jonas duduk di teras.
“Belum Pak … itu mobil mama!” Kania juga pulang.
Nur kembali melompat kegirangan. “Eda pulang! Eda pulang!” saat mobil Kania berhenti dia sudah berdiri di samping pintu setir, dia seperti preman yang suka malak orang. Saat Kania buka pintu mobil.
“Eda bawa apa?”
Kania berbeda dengan Brayen, ia akan tersenyum melihat kakak iparnya seperti itu, Brayen, Bu Lisda, Jonas, Rati mereka berdiri menatap Kania, Ia membuka pintu belakang.
“Ini buat Eda!” Nur melompat girang seperti anak kecil, lalu ia membuka bag yang diberikan Kania, di dalamnya ada eskrim dalam wadah besar dan kuas baru dan aneka gambar pemandangan dalam satu album.
“OH …!” Ekspresi wajahnya sangat kaget, matanya melotot.
“Eda senang?”
“Ya senang”
“Kalau begitu jangan keluar lagi ya dari pagar, kalau ingin keluar ajak mba Rati,”tutur Kania dengan lembut.
Nur hanya mengangguk patuh, matanya sudah teralihkan ke album pemandangan alam yan di berikan Kania untuknya. Perhatian yang diberikan Kania untuk kakak iparnya bagai tamparan keras untuk Brayen, ia tidak tahu apa-apa tentang kakaknya sejak dulu, karena ia selalu membenci Nur.
“Buat aku sama opung mana, masa hanya bou.” Jonas protes karena hanya bibinya yang dibeli.
“Itu gambar Bang, nanti kiat beli buat kamu yang kamu perlukan”
“Baiklah,” jawab Jonas tidak protes, di rumah mereka, justru Nur yang seperti anak kecil dan Jonas yang dewasa.
“Apa pengerjaannya belum selesai,kok kamu lama pulang”
“Pengerjaannya tidak sesuai dengan konsep yang kami berikan , jadi, kami suruh dibongkar, makanya lama,"ujar Kania
“Apa butuh bantuan?”
“Tidak perlu,” jawab Kania, ia ingiin mendengar cerita Brayen hari ini, Kania tahu kalau Brayen menemui Andre bahkan menemui Winda.
‘Aku ingin lihat apa kamu akan jujur apa tidak hari ini’