Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #85

Cinta Bersemi Kembali #85

Dalam perjalanan Brayen sudah sangat senang, ia tidak sabar ingin menceritakan rencana pesta itu sama Bu Lisda, ia yakin wanita akan sangat senang, karena selama ini, mama Brayen ingin sekali mengadakan pesta besar untuk anak, karena hanya Brayenlah yang bisa ia harapkan untuk menikah, karena Nur tidak akan menikah dengan keadaanya yang seperti itu. Makanya saat di kampung dulu, Bu Lisda sudah mempersiapkan satu ekor kerbau untuk biaya pernikahan Brayen.

 

Tiba di rumah, Brayen masih terlihat sangat senang, sayang, Ibu Lisda sudah tidur, karena di hadang macet saat ingin pulang ke rumah, Brayen memutuskan makan malam di luar, tiba di rumah, sudah malam. Jadi ia tidak bisa memberitahukan kabar gembira itu pada mamanya, melihat Bu Lisda sudah tidur ia ke kamar Jonas.

 

“Jon, kamu gosok gigi saja , tidak usah mandi ya, sudah malam,” ujar Brayen mengingatkan bocah laki-laki itu.

 

“Bapak mau tidur samaku, gak?”

 

“Gak, kamu tidur sendiri saja, bapak belum tidur, masih mengecek kerjaan. Kamu tidur cepat besok sekolah,” pintah Brayen, ia mengantikan tugas Kania mengawasi Jonas, kalau tidak di cek terkadang ia main ponsel sampai larut malam. Setelah Jonas tidur barulah Brayen masuk ke kamar Kania.

 

“Abang mau mandi gak?” Tanya Kania ia baru keluar dari kamar mandi dengan piyama mandi, Brayen lagi-lagi hanya bisa menelan air liaurnya saat melihat Kania dengan pakaian tidur yang memperlihatkan keindahan tubuhnya dan menggoda iman seperti itu.

 

‘Sabar Brayen, kamu pasti bisa … sedikit lagi, jangan rusak kepercayaan istrimu’ ucap lelaki itu mengingatkn diri sendiri.

 

Ia menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan otaknya yang bergentayangan ke dunia halusinasinya, pikiran mesumnya sempat mengisi setiap saraf di dalam otak Brayen.

 

“Ya, aku gerah, aku juga mandilah,” ujar Brayen, melepaskan kemeja yang ia pakai.

 

Ia masuk ke sana, baru sepuluh menit ia sudah keluar dari kamar mandi melilitkan handuk di pinggang, saat ia keluar, pakain untuk ia pakai sudah disiapkan Kania diatas ranjang.

 

“Ini pakain abang, sudah aku siapkan,” ujar Kania.

 

‘Eh … tumben biasany cuek bebek, walaupun aku teriak dari kamar mandi’ ucap Bona dalam hati.

 

“Makasih Dek.”

 

“Abang sudah mau tidur?”

 

“Kenapa?” Brayen balik bertanya.

 

“Lampunya jangan dimatikan dulu, ya bang, aku masih kerja sebentar.”

 

“Aku juga sebenarnya masih ada berkas kantor yang ingin aku cek, tapi aku sudah capek,”keluh Brayen.

Lihat selengkapnya