Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #88

Bukan Lelaki Lemah#88

Brayen tidak ingin kedatangan sia- sia ke rumah bapa udanya , ia akhirnya mengungkap rencana mereka yang akan mengadakan pesta adat.

 

“Sebenarnya gini bapa Uda, Inang uda, kami rencana akan mengadakan pesta adat”

 

“Wah, bagus itu,” ujar bapa Lina.

 

“Kapan …? Soalnya bapa Uda mu sibuk bulan ini, ada banyak kasus yang akan ditangani,” ujar mama Lina.

 

“Tidak sibuk,” bantah Simon, ia merasa tidak enak melihat Brayen.

 

‘Ih … si papa, bagaimana sih diam saja kek’ ia menggerutu dalam hati menatap sinis suaminya.

 

“Gak maksudku, waktu adalah uang,” ujar Mama Lina lagi.

 

Brayen dan Kania sudah paham kemana arah pembicaraan wanita itu, Maksudnya kalau Brayen ingin mereka yang mengurus pesta adat itu, Brayen harus memberi mereka uang dulu sebagai upah, kira-kira seperti itu yang ingin dikatakan mama Lina, sayang otak matrenya tidak sejalan dengan sang suami.

 

“Jangan khawatir Inang uda aku sama mama dan mama Jonas , sudah mengurus semuanya, jadi Inang Uda sama bapa Uda tinggal duduk manis saja,” potong Brayen.

 

Di duku dengan anggukan Kania, “ya Inang kami akan mengurus semuanya,” sambung Kania lagi.

 

“Memang kenal kamu rupanya, sama semua sama marga di sini?” tanya Simon merasa kurang senang karena ia berpikir Brayen bertindak tidak iku dirinya.

 

‘Kalau ada uang apa saja bisa dilakukan bahkan di beli bapa uda’ balas Brayen dalam hati, tetapi sebagai anak yang baik dan sopan, Brayen menjaga sikapnya di hadapan keluarga itu, ia tidak mau bersikap sok jago atau merasa mampu.

 

Walau sebenarnya ia bisa melakukannya, tetapi Kania bukan wanita yang suka pamer harta pada orang lain, ia akan bersikap elegan dan berkelas.

 

“Oh … laeku Pak Jonathan, dia kenal sama ketua marga Sinaga Jabotabek, jadi, dia mengenalkan dan mengajariku nanti,” balas Brayen.

 

Belajar dari pengalaman hidup yang sudah di lalui Brayen di rumah keluarganya, jadi ia bertekad tidak akan meminta bantuan keluarga untuk mengurus pesta adat nanti. Seperti halnya adat Batak banyak yang akan ia siapkan nanti.

 

“Harusnya kamu libatkan ah bapa udamu ini, kami ada keluargamu di sini kenapa tidak bertanya dan konsultasi dulu sama kami. Kami ini bapakmu juga, kami adik bapak kamu,’ ujarnya seolah-olah mencari kesalahan, saat diminta untuk membantu, istrinya menyebut Sudung sibuk banyak klien yang membutuhkan jasanya sebagai pengacara. Tapi tiba-tiba bapa udah bersikap seolah-olah ia sangat perduli sama Brayen dan mereka harus dilibatkan dalam pesta Brayen.

 

“Kan, barusan Inang uda bilang kalau bapa udah sangat sibuk dan banyak klien”

 

“Dia tahu apa, dia hanya asal bicara saja,” ujar Simon marah.

 

“Aku bisa melakukan sendiri Bapa uda, tidak ingin merepotkan kelurga”

 

“Baiklah, kalau memang begitu mau,” ujar Simon, wajahnya tampak datar.

 

Suana suana menegang seperti itu Kania mengirim pesan ke ponsel Brayen.

 

Lihat selengkapnya