Masih dalam studio, semua orang terpukau saat Nur mampu menyelesaikan tantangan yang di berikan, dia mampu menghasilkan sepuluh lukisan yang sangat indah hanya dalam waktu sepuluh menit.
Nur melakukan hal yang memukau dalam pertunjukkan tersebut, padahal objek yang di lukis juga bukan hal yang mudah dan membutuhkan ketelitian dalam setiap goresan kuas, tetapi Nur bisa mengatasinya, ia seperti seorang Dewi pelukis, ia menjiwai setiap lukisan yang ia buat. Seolah- oleh ia ikut dalam lukisan tersebut, begitu indah dan hidup. Mata semua orang begitu terpesona melihatnya, akhirnya ia berhasil.
“Oh luar biasa! Kakak ini, mampu menyelesaikan seperti yang kita targetkan, bahkan waktunya masih tersisa satu menit lagi, tepuk tangan untuk kakak Mesnur Sitanggang,” seru MC bersemangat.
Mendengar suara tepuk tangan dan teriakan Nur kembali melompat- lompat kegirangan seperti anak kecil yang berhasil menyelesaikan sebuah permainan.
Jonas memegang tangan bibi nya agar tidak melakukan kekacauan lagi, dengan adanya Jonas di atas panggung mendampingi , Wanita ber usia empat puluh tahun itu bisa dikendalikan.
Semua kekacauan tadi bisa terjadi karena obat Nur ketinggalan di rumah, kalau mereka ingin membawa Nur bepergian, dokter yang menanggani Nur selalu memberi resep, setelah minum obat ia akan lebih tenang , tetapi kalau tidak dikasih minum obat ia akan melakukan seperti biasa; melompat, berlari, berteriak selama limat, setelah itu baru ia akan tenang. Tetapi untuk saat ini tidak sampai lima menit karena ada pawangnya datang menjinakkan.
Tadinya wajah Brayen sampai menghitam menahan emosi saat Nur, berlari tidak terkendali, tetapi setelah Nur berhasil melakukan tantangan tersebut, Brayen mengusap ujung matanya menyingkirkan butiran kristal yang jatuh dari sana.
“Terimakasih Tuhan,” bisik Kania, ia menggenggam tangan Brayen, mereka berdua saling menguatkan.
Lalu host, acara itu meminta Kania duduk bersama mereka bergabung dengan beberapa orang yang menginspirasi.
“Apa kakak ingin mengatakan sesuatu?” tanya sang pembawa cara sama Nur, wanita itu hanya bertepuk tangan dan membesarkan bola matanya.
Lalu diberi kesempatan untuk Kania bicara .
“Terimakasih … untuk semuanya mohon maaf atas ketidak nyamanan tadi, kakak ipar saya memiliki sedikit kekurangan, dia akan bersikap seperti itu kalau bertemu banyak orang dan berada di tempat yang baru, dia akan melompat, berteriak , berlari selama lima menit setelah itu barulah di tenang. Untungnya ada pawangnya langsung datang,” ujar Kania di sambut tawa dari penonton.
“Apa dia akan seperti di rumah?” tanya MC lelaki itu dengan tatapan penasaran.
“Tidak, di rumah kami dia seperti orang normal jika bersama anak saya dan mama saya”
“Maksudnya mama Kakak,sama mama dia sama?”
“OH maaf … bukan, ibu mertuaku biasa aku panggil mama ,” ucap Kania meralat ucapnya.
“Itu artinya nilai lukisannya sudah banyak, Kak?"
"Ya Sudah dipesan dari luar negeri juga," tutur Kania lagi.
"Sudah bernilai tinggi?” tanya lelaki itu kaget.