Kemarahan Kakek Kania
Saat Kania pingsan, Bonar sangat panik, Dr. Noah membantu Kania dengan sigap, ia berlari ke kantin membawa air dan minyak gosok.
Dengan tenang membantu Kania agar sadar kembali.
“Bangun Ma, jangan buat aku takut,” ucap Bonar mengusap-usap pipi Kania.
“Jangan khawatir Pak, dia hanya kaget ditambah fisiknya saat ini kurang Fit,” ujar dokter.
“Maaf karena saya istri bapak jadi pingsan, bagaimana kalau dia kita bawah ke dalam.” Noah menawarkan agar Kania dirawat.
Bonar menolak, ia takut ada hal buruk jika ia membawa Kania ke rumah sakit itu.
“Saya harap nanti saat kita bertemu lagi, dokter bisa lebih jujur dan menceritakan semuanya pada istri saya, dia hanya ingin tahu kebenarannya.” Bonar menatap tegas.
“Saya sudah minta maaf dan sudah menceritakan semuanya pada pak Sudung, saya menemuinya ke Singapura saat ia dirawat di sana,” ujar dokter.
“Apa? Bapak Mertua saya sudah tau?” tanya Bonar.
“Ya, saya sudah mengakui semua kesalahan saya dan menceritakan semuanya,” tutur dokter.
*
Kembali ke waktu tiga belas tahun yang lalu, di mana Luna Sasmitha saat itu, diantar ke rumah sakit dengan keadaan sekarat. Asmanya kambuh, saat ia datang ke rumah sakit tubuhnya sudah membiru karena kesusahan bernafas, saat itu dokter Noah , masih dokter baru yang ditugaskan menangani Luna.
Tanpa pikir panjang dokter baru itu, memberinya suntikan sama seperti yang diberikan pada putrinya, ia sudah hafal obat-obatan asma , karena putrinya mengalami hal yang sama. Tetapi ia tidak cek riwayat kesehatan Luna, ia ada riwayat sakit jantung, hanya itu kesalahan terbesarnya, setelah memberi suntikan dan memasang alat bantu pernapasan ia dan suster keluar.
Di sana ada tiga orang yang mengantar Luna ke rumah sakit, baru beberapa menit dokter keluar, tiba- tiba tubuh Luna kejang-kejang karena tubuhnya menolak obat tersebut, anehnya ketiga orang yang mengantar Luna ke rumah sakit tidak memberitahukan dokter.
“Biarkan saya mengabari dokter,” ujar seorang wanita muda memohon pada lelaki di sampingnya.
“Kalau kamu melakukannya aku akan melenyapkanku dan anak-anakmu,” ancam salah seorang lagi. “ dia akan membocorkan apa yang kita lakukan tadi, apa kamu mau masuk penjara ?”
“Tapi bagaimana kalau dia tidak hidup lagi,” ujar wanita muda itu, ia ingin memberitahukan dokter, tetapi wanita dan pria itu menahannya.
Mereka membiarkan wanita malang itu sekarat , mereka hanya menonton dari balik kaca ruangan itu, hingga akhirnya wanita itu tidak bergerak lagi. Tidak lama kemudian dokter Noah datang karena pulpen miliknya tertinggal, ia terkejut melihat wanita itu sudah tidak bergerak lagi dan busa keluar dari mulutnya, mereka bertiga melarikan diri setelah melihat dokter datang, Dr. Noah panik, ia melakukan pertolongan pertama, sayang tidak terselamatkan lagi.
“Itu artinya kelalaian dokter dong,” ucap Bonar.
“Saya tahu Pak saya salah.”
“Lalu kenapa tidak berterus terang?”