Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #106

Sosok Bayangan Putih #106

 

Saat pagi tiba,  Iyos bangun, ia turun ke lantai, tempat restoran miliknya, ia terdiam menatap kanan

 

restoran sepi tidak ada aktivitas manusia di sana.

 

“Orang-orang malas! Masa jam segini belum pada datang, bagaimana restoran ada pengunjung kalau jam segini belum ada yang datang untuk kerja di dapur,” rutuk Iyos ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

 

Menelepon manager resto,  ia tidak tahu kalau semua karyawannya sudah berpindah haluan, tadinya laki-laki itu ingin mengabaikan panggilan dari mantan bosnya, tetapi Brayen meminta untuk menjawab telepon dengan baik,  mengajari lelaki itu untuk menjawab pertanyaan Iyos.

 

“Halo , lu di mana jam segini belum datang?” cerca Iyos di ujung telepon,  ia tidak tahu kalau semua karyawan restorannya sudah bekerja dengan Brayen, saat ini  mereka sedang berbenah dan bersih-bersih pembukaan restoran milik Brayen akan dilakukan beberapa hari lagi, walau tidak semewah restoran milik Iyos, tapi Bonas dan Kania menawarkan gaji yang sama untuk mereka.

 

Brayen juga menjanjikan jika omset naik mereka juga akan dapat bonus, menawarkan mes untuk karyawan yang mau tinggal di sana dan Brayen juga menyediakan kendaraan untuk  karyawan yang rumahnya jauh. Dapat fasilitas, tentu saja mereka memilih Brayen.

 

“Maaf Pak saya di rumah,” jawab Gilang dengan tenang.

 

“Gila kamu! Jam segini masih di rumah,, kamu datang sekarang juga katakan sama yang lain!” teriak Iyos marah.

 

“Pak … maaf saya tidak kerja lagi, anak istri saya juga butuh makan, saya  sudah dua bulan kerja tidak dibayar,” ucap Gilang.

 

“Ya, kamu mengertilah, restoran lagi sepi, nanti kalau sudah  sudah rame akan saya bayarkan sekaligus.”

 

‘Enak saja kalau sudah rame, kalau  tidak rama bagaimana?’ tanya Gilang dalam hati.

 

“Tapi perut anak-anak saya tidak bisa disuruh untuk menunggu Pak.”

 

“Kamu kan sudah lama kerja sama saya, masa kamu gak ngerti sih, nanti akan saya bayar pinjam dulu sama orang. Lalu anak-anak yang lain pada kemana kemana? kalian semua janjian untuk meninggalkan restoran, lalu bagaimana ini?”

 

“Anak- Anak katanya takut Pak, mereka bilang kalau restoran angker, mereka sering melihat wanita di sana.”

 

“Saya sedang susah sekarang jangan tambah gosip murahan, pokoknya kamu datang bawa anak-anak yang lain. Kamu harus bujuk mereka.”

 

“Saya mengerti kesusahan Bapak, tetapi perut anak-anak saya tidak bisa mengerti Pak, maka itu saya mencari pekerjaan yang lain.”

 

Suasana tiba-tiba jadi hening, akhirnya lelaki paruh baya itu tahu, kalau semua orang sudah meninggalkannya.

Lihat selengkapnya