Dihianati orang yang kita percaya memang sangat menyakitkan, apalagi yang mengkhianati, saudara maminya sendiri
hal itulah yang dirasakan Kania, saat ia mempercayai tantenya ternyata wanita itu salah satu orang yang bertanggung jawab atas meninggalnya mamanya, Kania akhirnya tahu alasan Sudung melarang Kania agar tidak terlalu dekat dengan keluarga dari mamanya , alasannya agar putrinya tidak tersakiti, seperti yang dirasakan pertama kalinya, Sudung merasakan dunianya seolah-olah runtuh.
bahkan beberapa kali melarang Kania ikut acara keluarga mereka. Anehnya, Kania tidak menghiraukan semua larangan bapanya, ia selalu berpikir keluarga dari mommy orang-orang yang baik.
Kini ia menyesali semuanya.
‘Maafkan aku daddy maafkan aku Daren, selama ini aku membenci kalian berdua ternyata aku salah menilai orang’ ucap Kania, ia duduk di balkon rumah menatap tepi pantai, tatapan matanya kosong seakan-akan banyak pikiran.
Karena keadaan Kania semakin mengkhawatirkan Brayen memintanya untuk menjenguk Sudung ke London, karena ia beberapa kali mengungkapkan kalau ia menyesal telah membenci ayahnya dengan waktu yang lama, setelah sepuluh tahun lebih akhirnya kebenaranya terungkap, kalau Sudung bukan penyebab kematian ibunya.
“Dulu aku pikir kalau daddy penyebab mommy meninggal, agar dia menikahi Rosa, ternyata dia menikahi wanita gila itu, untuk melindungi kami,” ucap Kania,
“Bagaimana Mama menjenguk Bapak, nanti akan saya antar, mungkin keahlianbertiga butuh waktu bersama,” usul Brayen.
“Papah benar, tidak tahu kenapa aku merasa kasihan sama daddy, selama ini aku selalu menyalahkan dia setelah mommy meninggal,” ujar Kania.
“Ya pergilah, urusan semuanya serahkan padaku dan William, kami akan kerja sama,” ucap Brayen.
Ia tahu kalau Kania merasa bersalah pada Sudung, karena itu Brayen meminta Kania menjenguk bapa dan adiknya ke London.
“Lalu bagaimana dengan rencana kita untuk pulang kampung?”
“Kita akan urus semuanya aku sudah bicara sama mama.”
Atas dukungan suami, anak dan ibu mertuanya Kania akhirnya terbang ke london untuk bertemu adik dan bapa Kania, sengaja Brayen meminta istrinya energi agar ia dan Brayen bisa membalaskan dendam Kania pada Iyos.
Brayen ingin lelaki itu mengakui kesalahannya, kalau ia terlibat dalam pembunuhan mama mertuanya, setelah karyawannya semua pergi, Ruko itu jadi sepi, malam itu teror pun semakin menjadi. Saat ia ingin tidur bayangan putih itu kembali muncul menghantui Iyos.
“Apa kamu sekarang bisa tidur dengan tenang?” tanya suara itu dengan suara yang mengerikan, sebuah asap keluar dati celah jendela kamar.
Iyos terbangun, ia melotot dengan panik,”apa yan kamu inginkan dariku?” Ia bertanya dengan suara gemetaran.
“Aku ingin kamu mati seperti yang kamu lakukan padaku,” ujar suara tersebut.