Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #108

Mulai Bangkit #108

Setelah semua masalah yang mereka hadapi ada secercah harapan kebahagian di keluarga Kania, saat berada di London bersama Daren, Sudung sudah lebih sehat.

 

Ia semakin bersemangat saat Kania datang berkunjung, Kania datang tanpa mengabari bapaknya hanya memberitahukan Daren. Lelaki itu sangat senang. Kania memeluk Sudung dengan erat, ia meminta maaf karena selama ini tidak tahu kalau bapanya menderita sendirian, ia tidak tahu kalau Sudung meminta seseorang selalu mengawasinya diam- diam saat di kampung.

 

“Kenapa datang tidak mengabari daddy?”

 

“Aku ingin datang biar kejutan, untuk daddy.” Kania masih memeluk lelaki itu dari belakang.

 

“Tidak kejutan jadinya, kalau tidak ikut Jonas,” ujar Sudung, ia rindu pada cucu pertamanya.

 

Benar kata orang, jika orang tua kita sudah punya cucu, ia akan lebih sayang dan rindu pada cucunya dari pada anaknya.

 

“Itulah kelebihan seorang cucu Kak, anak tidak terlalu dirindukan lagi, sudah digantikan sama cucu kesayangan,” sahut Daren, sembari tertawa kecil.

 

“Aku hanya ingin kita bertiga punya waktu bersama, waktu yang seharusnya kita lakukan saat mommy meninggal,” ujar Kania dengan mata berkaca-kaca.

 

“Daddy minta maaf, saat itu …..” Lelaki itu menjeda kalimatnya, “aku juga jauh lebih sedih dari kalian kembali mengingat hari yang menyakitkan itu , semua itu sebenarnya sangat sulit baginya, kehilangan istri tercinta secara tiba-tiba, lalu dikhianati sahabat dan dipaksa menikah dengan dengan karyawan, saat itu Sudung tidak bisa berpikir, dalam hati hanya ingin melindungi anak-anaknya tidak memikirkan hal yang lain, ia tidak memperdulikan tuduhan orang lain yang menyebut dirinya senang dengan kematian istrinya agar bisa menikah dengan Rosa. Semua berita buruk itu ia pendam sendiri yang terpenting anaknya selamat, ia tahu kalau putrinya wanita yang kuat, maka itu ia mewariskan semua harta dan perusahaan atas nama Kania, lalu mengucilkannya di kampung, sementara Daren ia sekolahkan di luar negeri.

 

“Daddy melakukan itu, aku melakukan itu untuk menjaga kalian berdua, saat itu, aku sangat rapuh setelah kepergian mommy, aku merasa sendirian, semua keluarga menuduh daddy penyebab meninggalnya mommy, menjauhkan kalian dari semua bedebah itu, hal yang terbaik dan itu berhasil. Kalian berdua hidup dengan orang yang mandiri dan hebat, daddy bangga sama kalian berdua, terutama sama putriku,” ucap Sudung mengecup punggung tangan Kania. Sudung sangat berubah belakangan ini, dulu wajahnya selalu terlihat serius nyaris tidak pernah senyum. Namun, belakangan ini, setiap kali bertemu Brayen, baik melalui telepon Sudung sudah mau tertawa.

 

“Maaf Dad, kalau saat itu aku melakukan kesalahan, harusnya aku mendukung, bukannya menyusahkan.”

 

“Kalau kakak tidak melakukan kesalahan, tidak ada anakmu yang genius itu dong,” ucap Daren tertawa ngakak.

 

“Benar juga,” sahut Sudung.

 

Mereka bertiga sama-sama tertawa, “berarti apa yang kita alami adalah takdir.” Sudung menatap kedua anaknya, Kania memeluk lelaki itu lagi.

 

“Sudah dong sedih-sedihnya waktunya kita bangkit, bagaimana kalau kita liburan mumpung kakak masih di sini,” ucap Daren.

 

“Ya, aku setuju, habis ini kita akan pulang ke Indonesia, kita akan mengadakan pesta adat yang resmi, tapi tetap di kampung.”

 

“Baiklah,” ucap Sudung.

 

“Daddy setuju?” Kania tersenyum bahagia.

 

“Ya mari kita pulang, aku juga ingin bertemu dengan ibu mertuamu secara resmi,” ucap Sudung.

 

Walau waktu tidak bisa diputar, tetapi masa depan bisa diperbaiki agar jangan jadi penyesalan di kemudian hari, setelah mereka bertiga saling terbuka dan curhat, hari itu Kania menghabiskan waktu bersama selama beberapa hari di London , mendatangi tempat yang pernah mereka datangi bersama sang mama, walau tidak bisa bersama lagi tetapi mereka mengenang ibu mereka.

 

Saat sedang makan, restoran Kania terkejut saat William mengirim foto Iyos yang ditangkap polisi.

 

Lihat selengkapnya