Identitas Tersembunyi Sang Istri

Betaria Sonata L raja
Chapter #109

Aku Tidak Butuh Keluarga Seperti Mereka #109

Brayen tahu bagaimana cara mengambil hati bapak mertuanya, setelah ia mendapat banyak kebaikan dari Bapak Sudung di masa lalu, kini, Brayen seolah-olah membalas semua kebaikannya, rumah yang sempat ingin di jual Sudung dan sempat kosong beberapa bulan, Brayen ingin merapikannya kembali.

 

Setelah berkordinasi dengan Kania, Brayen merapikan rumah ayah mertuanya, ia tidak mau menganti apapun dari bentuk aslinya , ia ingin tetap seperti bentuk saat Bu Luna masih hidup, karena ia tahu karakter Pak Sudung tidak suka mengganti barang-barang miliknya termasuk perabotan peninggalan istrinya, maka itu, Brayen hanya meminta tukang merapikan dan memperjelas cat rumahnya dan menambah tanaman hias di halaman depan, karena saat Luna istrinya masih hidup sangat senang merawat tanaman hias, terlebih bunga anggrek.

 

Saat lelaki itu tiba, ia terdiam rumah saat itu persis seperti saat istrinya masih hidup, ia tersenyum melihat ke arah taman, seolah-olah ia melihat istrinya di sana.

 

“Daddy lihat apa?” tanya Daren.

 

“Lihat mommy lagi pegang bunga anggrek, bunga kesukaannya.”

 

“Dih ... ngarang … mana ada,” ucap Daren ikut menoleh ke arah tanaman anggrek, di sana tidak siapa - apa, hanya Sudung yang melihatnya dan merasakannya wanita yang dicintainya ada di sana mengawasi mereka.

 

“Selamat datang Pak,” sambut asisten rumah tangga , ia pengasuh Kania saat masih kecil, wanita tua itu datang ke Jakarta hanya ingin melihat Kania, setelah melihat berita televisi tentang kematian Bu Luna banyak yang menelepon Sudung dan Kania.

 

“Oh, makasih Mbok.” Sudung memeluk wanita yang sudah terlihat tua itu.

 

Pak Sudung kembali menoleh ke taman, saat memeluk mantan pengasuh Kania.

 

“Apa Papah juga bikin hologram itu di sana?’ bisik Kania.

 

“Gak, kenapa?”

 

“Daddy katanya melihat istrinya di sana, aku pikir kamu dan Jonas bikin di sini juga.”

 

“Aku tidak meletakkan di sini, hanya di rumah Iyos untuk menakut-nakutinya sampai gila,” ucap Brayen, “mungkin benar, ada ibu di situ,” tutur Brayen.

 

“Kalau benar ada … aku mau memperkenalkan suamiku secara resmi padanya,” ucap Kania, lalu ia mengajak Brayen ke arah bunga anggrek.,”mommy ini suami Kania, mommy pasti sudah kenal di kan dia suami Kania sekarang,” ucap Kania tertawa.

 

“Kok kamu tertawa sih Ma?” tanya Brayen serius.

 

“Aku tidak percaya dia ada di sini,” ucap Kania, kalau seandainya dia ada di sini, aku hanya mau bilang, Mommy aku sudah bahagia … aku berharap dia juga bahagia di sana,” ucap Kania.

 

Ia menarik tangan Brayen ikut masuk ke dalam rumah , ternyata di sana sudah ada keluarga abang sepupu Kania, keluarga Jonathan, setelah  Pak Sudung datang, keluarga besar Kania berunding  untuk acara adat Kania.

 

Saat semua keluarga Kania tahu kebenaranya tentang kematian mama Kania, mereka akhirnya bersimpati tadinya mereka semua tidak suka dengan Pak Sudung setelah menikah dengan Rosa.

 

“Kamu tidak pernah mau cerita sama kita, jadi kita tidak tahu bagaimana untuk membantu kamu,” ucap Bapak Brayen bapa tua Kania.

Lihat selengkapnya