Nasib baik berpihak pada Kania di kehamilannya kali ini, di masa lalu saat hamil Jonas ia sangat menderita , tetapi saat hamil anak kedua, ia banyak mendapatkan cinta terutama dari putra sulungnya. Jonas selalu bertanya apa yang ingin di makan adik kecil yang ada di dalam perut ibunya.
Saat Kania masih berbaring di rumah sakit Jonas baru pulang dari sekolah, Pak Sudung sendiri yang menjemput, karena Bony mengantar Bu Lisda kontrol ke rumah sakit.
Di perjalanan saat pulang Jonas meminta kakeknya untuk berhenti membeli jambu air untuk sang mama.
“Apa mama suka makan jambu?” tanya Pak Sudung.
"Ya Pung, karena aku tahu orang yang hamil semester pertama biasanya suka makan yang segar dan asam.”
“Ya oppung tau karena oppung sudah punya anak lalu kamu tahu dari mana?”
Jonas memperlihatkan buku kehamilan dari tas miliknya, "aku sama bapak beli buku ini kemarin di toko buku,” ujar Jonas.
Pak Sudung tertawa melihat perhatian cucunya sama mamanya
“Baiklah, ayo kita beli,” ujar lelaki itu, ia ikut turun dan berjalan menuju pasar, ini pertama kalinya untuk Sudung pergi ke pasar. Supir Pak Sudung tersenyum kecil saat Jonas meminta kakeknya ke pasar.
“Apa oppung belum pernah ke pasar?”
“Tidak pernah?”
“Apa oppung sudah kaya sejak lahir?”
“Kenapa seperti itu?” tanya Pak Sudung.
“Kata mama orang kaya tidak akan mau ke pasar, mereka akan pergi belanja ke mall atau supermarket, apa oppung selalu belanja di mall?" tanya Jonas lagi ia seperti wartawan bertanya banyak hal sama kakeknya.
“Ya, oppung selalu ke mall karena tidak suka berdesakan,” ujar Pak Sudung.
“Aku sama mama saat di kampung dulu sudah terbiasa ke pasar, soalnya kalau beli di pasar lebih segar dan kita bisa memilih," tutur Jonas.
“Baiklah, sekarang pilih apa yang diinginkan mamamu, sehabis itu kita akan pulang,” ucap Pak Sudung.
Mereka berdua seperti dua generasi yang terbalik di jaman saat ini, kalau biasanya di jaman milenial anak -anak yang justru tidak mau ke pasar karena terkesan bau dan kotor, tetapi saat ini justru pak Sudung yang merasa jijik saat diajak ke pasar.
Setelah memilih beberapa macam buah , barulah mereka keluar dari pasar dan langsung ke rumah sakit di mana Kania di rawat.
Saat mendapat buah jambu dari Jonas Kania sangat bahagia, karena dulu saat masih di kampung di depan rumah ibu mertuanya ada pohon jambu kesukaan Kania, setiap kali pohon jambu berbuah Kania sangat bersemangat, ia akan membungkus buah tersebut dengan plastik biar tidak busuk.
“Dari mana kamu mendapatkan jambu ini?” tanya Kania menatap Jonas.
“Aku membelinya di pasar dengan opung.”