Sudung tidak ingin kehidupan anaknya jadi permainan orang lain lagi seperti yang ia rasakan dulu, setelah menjemput Jonas pulang dari sekolah, Pak Sudung pergi lagi dengan supir, ia menuju kantor polisi menelepon seseorang petinggi polisi temannya di sana, walau jam besuk sudah berakhir Pak Sudung masih bisa bertemu.
“Apa kabar?” sapa Pak Sudung saat ia bertemu Iyos.
“Sudung,! apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Iyos dengan wajah datar, kini lelaki itu kurus, wajahnya terlihat semakin menua.
“Aku hanya ingin melihat keadaanmu.”
“Kenapa? Apa kamu ingin memastikan kalau aku masih hidup apa sudah mati?”
“Ya, saya berpikir lebih baik seperti itu.”
“Saya tidak mati semudah itu Sudung, jadi jangan terlalu senang, aku akan sehat terus.”
“Aku tidak berpikir tentang kamu Iyos, tapi aku bicara dengan Andre, kalau dia masih mengusik kehidupan Kania, aku akan memotong kedua tangannya, sebelum aku melakukan itu, aku memberi waktu untuk kamu menasihatinya, kalau kamu tidak mampu juga, jangan salahkan aku, dulu kalian mempermainkan hidupku, tapi tidak untuk anak-anakku kali ini.”
“Kita sahabat, tidak bisa kah kamu memaafkan dan bebaskan aku dari sini,? mari kita mulai lagi dari nol, aku akan memperbaiki kesalahanku, walau aku dipenjara seumur hidup, Luna tidak akan bisa hidup lagi.”
“Jangan menyebut nama istriku dengan mulut kotormu, setelah apa yang kamu lakukan padanya, apa kamu masih bisa bicara seperti itu?”
“Ya, aku tahu saku salah, semua itu tidak terjadi kalau bukan Rosa yang mendesak ku, dialah yang seharusnya di penjara, semua ide kecurangan itu dia yang melakukannya,” ucap lelaki yang tidak tahu diri tersebut. Padahal. Rosa sudah melakukan semuanya untuknya, tetapi tetap aja ia di jadikan kambing hitam.
“Aku tidak akan menghukum mu, itu bukan tugasku, itu tugas Tuhan, karena dosa yang kamu lakukan itu sudah sangat besar. Apa kamu sadar kalau kamu manusia yang paling menjijikan,? tidur dengan menantu sendiri dan kamu juga meniduri besan kamu juga. Dimana otakmu,? tapi sudahlah itu bukan urusanku,” ucap Sudung.
“Karena itu, maafkan aku dan berikan aku kesempatan untuk bebas.”
‘Enak saja minta dibebaskan, justru aku ingin kamu membusuk selamanya di penjara’ ucap pak Sudung dalam hati.
“Kamu di penjara saja, hidup saya masih tetap kamu susah, entah apa yang kamu katakan sama Andre hingga dia berani seperti itu, apa lagi kamu bebas, jadi, penjara cocok jadi tempatmu, aku berharap kamu selamanya di sini.”
“Apa kamu menyumpahi aku untuk mati di sini,? umurku lebih panjang dari kamu!” teriak Iyos marah, ia sangat marah saat Sudung tidak menghiraukannya.
“Umur tidaklah masalah bagiku, aku bisa melihat anak- anakku bahagia dan cucuku sehat, apa kamu tahu? sebentar lagi cucu akan lahir. Kania lagi hamil,” ujar pak Sudung pamer kehamilan putrinya, “beruntung dia tidak jadi menikah dengan Andre di masa lalu, mungkin kalau mereka menikah, tidak terbayang bagaiman kecewanya Kania kalau ia tahu kalau kamu orang yang menyebabkan kepergian mamanya.