Andre dan Sudung masih di gudang, Sudung sudah melepaskan tangan Andre, mereka berdua masih duduk , Andre tidak percaya dengan apa yang di katakan Sudung.
“Aku tidak tahu harus percaya dengan siapa Om?”
“Percaya pada dirimu sendiri,” balas Pak Sudung dengan lembut.
Keluarga mereka dulu, keluarga yang akrab dan akur, tetapi setelah Rosa bekerja di Lonax, ia jadi tamak, bukan hanya tamak dengan harta, ia juga tamak dengan suami orang.
Ia menginginkan suami orang lain, dan gilanya lagi, mereka bekerja sama ingin menguasai Lonax, Iyos yang terpesona dengan kecantikan Rosa menuruti semua keinginan Rosa, padahal kecantikan Rosa semuanya hasil permak pakai operasi.
Sementara Susan istrinya cantik juga, tetapi terkadang lelaki itu tidak mau bersyukur, selalu rumput tetangga lebih hijau, rumput di rumah sendiri terasa gersang di mata mereka.
Sekarang Iyos menyesali semuanya, wanita yang dulu berjuang dengannya datang padanya saat itu, ia memasak makanan kesukaan mantan suaminya.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Susan.
“Kenapa kamu menjengukku, bukankah jam besuk sudah habis, lalu bagaimana kamu bisa datang, apa kamu kerja sama dengan Sudung ingin melihatku menderita?”
“Tidak, aku datang sendiri, tapi tadi kami bertemu di depan.”
Iyos menunjukkan ekspresi marah saat Susan istrinya datang, ia berpikir kalau wanita itu datang untuk menertawakannya.
“Lalu kamu datang mau apa?”tanya Iyos menatap wanita itu dengan sinis.
“Apa papi sehat?” mendengar wanita menyebut dengan sebutan ‘papi’ Iyos terdiam, “aku datang hanya menjenguk dan mengantarkan makanan kesukaan papi.”
“Tidak usah, bawa pulang.”
“Anggap saja sebagai permintaan maaf dariku.”
“Untuk apa minta maaf, untuk apa?”
“Untuk semuanya, mungkin aku tidak akan datang lagi atau mungkin aku tidak akan melihatmu selamanya, aku hanya ingin menitipkan Andre padamu, aku ingin kamu melepaskannya untuk mendapatkan kebahagiannya.”
Wajah Iyos langsung berubah, ia baru menyadari kalau istrinya bicara serius, Iyos menurunkan kemarahannya.