Malam itu sangat sunyi. Tidak ada angin yang berhembus dan hanya ada cahaya bulan yang bersinar terang. Rilla berjalan ke taman belakang rumah neneknya. Ia berdiri di depan kolam yang ada di bawah sebuah pohon besar. Rilla memandangi pohon itu dengan tatapan kosong. Pikirannya berkecamuk mengenai betapa buruk hidupnya sampai detik ini.
Hingga pada waktunya, cahaya bulan menembus dedaunan pohon tersebut dan memantul tepat di tengah-tengah kolam. Angin kemudian mulai berhembus. Semakin lama angin yang berhembus semakin kencang. Daun-daun pohon tersebut mulai berguguran.
Tiba-tiba, pantulan cahaya bulan yang ada di kolam semakin terang. Cahaya itu merambat dari kolam ke akar pohon dan terus berjalan hingga seluruh bagian pohon bercahaya. Semakin lama, cahaya yang ada bersinar semakin terang dan menyilaukan. Angin berhembus semakin kencang dan mulai terdengar suara gemuruh dari pohon tersebut. Cahaya yang ada akhirnya menyinari seluruh taman belakang.
Muncul lah sesosok wanita cantik yang melayang di atas kolam. Wanita tersebut tersenyum melihat Rilla yang berdiri di depan nya. Dia kemudian menyapa Rilla yang masih terkejut dengan apa yang ada dihadapan nya.
“Hai Rilla. Sudah lama kita tidak bertemu. Mungkin kau lupa. Perkenalkan kembali, aku Batari."