“Neneekk!” teriak seorang perempuan kecil yang berlari menuruni tangga rumahnya menuju ke pintu depan. Di pintu depan sudah berdiri seorang wanita tua berusia 60-an. Wanita tersebut membawa tas besar dan tersenyum melihat perempuan kecil tadi berlari ke arahnya. Dia kemudian membungkukan badannya dan memeluk perempuan kecil tadi. Mereka saling tersenyum dan tertawa sambil berpelukan.
*****
“Neneekk!” kembali perempuan kecil tadi berteriak sambil berlari memasuki rumah kayu tua yang cukup luas. Di dalam rumah sudah berdiri wanita tua yang sama. Mereka kemudian berpelukan dan kembali tertawa.
*****
Perempuan kecil dan neneknya itu berjalan-jalan di taman belakang rumah mereka sambil melihat-lihat bunga yang sangat banyak di taman tersebut. Mereka terus berjalan hingga ujung taman. Sampailah mereka di depan sebuah pohon besar dengan kolam kecil di bawahnya.
“Rilla, pohon ini adalah rumahnya teman nenek. Namanya Batari. Dia gadis yang ceria, pintar dan juga selalu ingin tau tentang banyak hal. Dia mirip dengan kamu!” ucap sang nenek kepada cucunya.
“Kok bisa nek ada yang tinggal di pohon? Terus kalau emang beneran ada, sekarang Batari ada di mana?” tanya Rilla, sang cucu.
“Kita sekarang memang melihat pohon ini sebagai pohon biasa. Tapi ada beberapa waktu, di saat bulan purnama tepat berada di atas pohon ini dan pantulan cahayanya berada di tengah kolam, pintu ke rumah Batari akan terbuka. Tapi ada satu rahasia Rilla. Cuma orang-orang terpilih yang bisa melihat pintu ke rumah Batari terbuka. Salah satu orang terpilih itu adalah kamu,” kata sang nenek sambil tersenyum.
“Rilla ga ngerti nek,” ucap sang cucu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya karena kebingungan dan sulit mencerna ucapan neneknya itu.
“Hahaha, yasudah. Nanti kalau kamu sudah besar kamu akan paham. Kalau sudah waktunya, kamu pasti akan bertemu dengan Batari dan dia akan mengajari kamu banyak hal serta membantu kamu menghadapi kesulitan!” ucap sang nenek sambil tertawa dan mengelus rambut cucu nya.
.
Rilla terbangun setelah memimpikan kenangannya dulu bersama sang nenek. Ia baru menyadari kalau ia tertidur di kamar neneknya saat membaca-baca buku diari tadi.
“Kenapa gue mimpi nenek ya? Udah lama banget kayaknya dari terakhir gue mimpiin nenek.”