60 tahun yang lalu, di ulangtahunnya yang ke-18, untuk pertama kalinya Batari pergi ke dunia Rilla. Pohon di taman belakang rumah neneknya Rilla adalah kamar Batari di dunia lain. Karena itu, pohon tersebut dan kamar Batari bisa dibilang terhubung secara langsung.
Saat Batari pergi ke dunia Rilla, Runa lah orang pertama yang ia lihat. Saat itu Runa juga berusia 18 tahun, sama dengan Batari. Runa yang sedang merawat bunga-bunga di taman tersebut menarik perhatian Batari. Batari memang dari dulu sangat penasaran dengan manusia biasa yang berada di dunia lain.
Batari berjalan perlahan mendekati Runa. Ia tidak mau menakuti Runa dengan muncul-muncul tiba-tiba. Saat Batari berjalan mengendap-endap, Runa tiba-tiba saja berbalik dan langsung melihat Batari. Runa hanya kebingunan melihat Batari yang berdiri di hadapannya. Justru Batari lah yang berteriak karena terkejut Runa tiba-tiba berbalik.
“AAARRGGG!!!!” teriak Batari terkejut.
“Kau siapa?” tanya Runa pada Batari dengan tenang.
“Sebentar .... Kenapa kau tenang sekali?” ucap Batari keheranan karena melihat Runa tidak terkejut dan berteriak histeris karena ketakutan.
“Baju itu mirip orang kerajaan jaman dulu. Kau dari dunia ‘sebelah’ ya?” tanya Runa sambil tersenyum.
“Tunggu. Kau tau ada dunia lain???”
“Ibu sering bercerita. Katanya, di sebelah dunia ini ada dunia lain. Ibu bilang jika melihat seseorang yang tiba-tiba muncul dengan baju kerajaan jaman dulu, orang tersebut pasti dari dunia itu. Ibu juga bilang kalau pohon yang di sana itu terhubung dengan kamar putri dunia itu,”
“Jadi, kau tau aku dan dunia ku?”
“Jadi, kau benar dari dunia ‘sebelah’ ya? Jangan-jangan, kau adalah sang tuan putri?!” tanya Runa dengan semangat.
“Iya! Wahh, ternyata kau banyak tau ya! Kenalkan, aku Batari! Aku memang seorang putri,” ucap Batari dengan bangganya.
Setelah perkenalan itu, Runa dan Batari menjadi sahabat. Karena perbedaan waktu antara kedua dunia tersebut, Batari memutuskan untuk menginap di rumah Runa. Tentunya dengan bersembunyi agar tidak ada orang lain yang mengetahui keberadaannya.
.
Sudah satu minggu sejak pertama kali Batari datang ke dunia ini. Dia belajar banyak hal dan senang sudah dipertemukan dengan Runa. Sampai pada suatu ketika, saat malam hari, Runa menyuruh Batari untuk pulang.
“Batari, kau harus pulang,” ujar Runa.
“Hah?! Kenapa tiba-tiba?! Aku berbuat salah? Apa kau bosan denganku? Atau apakah kau tidak menyukaiku lagi?” tanya Batari sedih.
“Bukan begitu, Batari. Mungkin bagi duniamu, kau hanya pergi beberapa jam. Tetapi, kau sudah berada di sini selama satu minggu. Lama-kelamaan, Ibu dan Ayah bisa tau kau ada di sini. Makanya, pulang lah sebelum ada yang tau bahwa kau ada di sini. Toh, kau tetap bisa berkunjung kapan saja. Aku akan selalu di sini,” ujar Runa sambil tersenyum. Ia mencoba menjelaskannya pada Batari perlaha-lahan.
“Baiklah. Mungkin kau benar Runa, aku harus pulang. Tapi, sebelum aku pulang, ayo kita buat kenangan yang paling berharga! Karna sejujurnya aku tidak tau kapan bisa bermain ke sini lagi ....”
“Kenangan paling berharga? Apa itu?” tanya Runa kebingungan.
“Runa, kau tau? Sejujurnya, aku bisa membawamu melintasi waktu! Kau mau masa depan ataupun masa lalu, aku bisa membawamu ke mana saja. Jadi, kau mau ke mana?” ucap Batari dengan bangga.
“Wahh, sepertinya menyenangkan. Sejujurnya, aku sangat penasaran dengan masa depan! Apakah saat menua aku akan tetap cantik? Siapa kira-kira yang akan menjadi suamiku? Berapa anak yang kumiliki dan apakah aku akan memiliki cucu nantinya?” ujar Runa bertanya-tanya sambil membayangkan masa depannya itu.
“Karna kau bilang begitu, ayo kita ke masa depan! Akan aku tunjukkan bagaimana masa depanmu.”