Kembali ke masa kini.
“Ya. Jadi begitulah cerita aku dan nenekmu Rilla,” ujar Batari.
“Tunggu. Jadi, kalian melihat kejadianku dua tahun yang lalu?!” tanya Rilla terkejut.
“Ya. Aku dan Runa melihatnya.”
“Astaga .... Tapi, aku masih punya pertanyaan. Nenek menuliskan di bukunya kalau kamu datang saat aku lahir. Kenapa bisa? Bukannya kamu dihukum?”
“Aku kabur sebentar. Berita kelahiranmu sangat dibicarakan di duniaku. Mereka bilang anak gadis yang kudatangi di masa depan telah lahir. Semua orang di duniaku percaya kalau kamu memiliki keutamaan karena aku telah mendatangimu di masa depan,” jelas Batari.
Batari pun melanjutkan ceritanya. Ia bercerita mengenai caranya kabur ke dunia manusia untuk bertemu Runa dan menengok kelahiran Rilla. Ia juga bercerita tentang ramainya orang-orang di dunianya membicarakan kelahiran Rilla karena menganggap Rilla istimewa setelah ia datangi di masa depan. Sampai pada akhirnya Batari lelah bercerita dan mulai bertanya kepada Rilla.
“Sudah cukup aku yang bercerita! Sekarang giliranmu. Cepat ceritakan apa yang terjadi. Saat kau berdiri di depan pohon tadi, rasa putus asamu sangat terasa,” ujar Batari.
“Iya, aku putus asa. Laki-laki yang ada waktu kejadian itu namanya Hari. Dia mantan pacarku. Sudah ah! Aku gamau ingat-ingat lagi.”
“Yasudah kalau kamu tidak mau cerita. Tanpa kamu cerita pun sebenarnya aku sudah tau masalahnya. Pasti sangat berat kan menanggung semua kenangan itu? Bahkan kamu sampai takut untuk menerima laki-laki tampan berkacamata itu karna masa lalumu. Siapa namanya? Ohh, aku ingat. Namanya Nata! Kau mencintainya kan?”
“Kenapa ... kamu tau?” tanya Rilla keheranan.
“Aku tau semua ceritamu Rilla. Dari kamu baru lahir, anak-anak, remaja, bahkan hingga kini. Aku tau semuanya. Aku bahkan tau apa yang kamu rasakan dan pikirkan.”
“Wahhh, itu ... salah satu kekuatanmu?” tanya Rilla lagi.
“Dulu, saat aku datang kesini saat kamu lahir, aku membuat ikatan denganmu. Karena itu aku jadi tau semuanya,” jelas Batari.
Perasaan kagum, terkejut dan sedikit takut sekarang dirasakan Rilla. Betapa hebat seorang Batari pikirnya. Namun, tentu saja melihat makhluk dari dunia lain muncul di depan matanya tiba-tiba membuatnya sedikit takut. Rilla kemudian ingat niat awalnya tadi berdiri di depan pohon itu. Ia berniat untuk meminta bantuan Batari.
“Emmm ... Batari. Aku punya satu permintaan. Tolong bantu aku dengan mengabulkan permintaan ini ya??” ucap Rilla sambil memelas.
“Hahh .... Aku sudah tau. Aku tidak mau.”