“Apa aku boleh bergabung?”
Elish dan Luxira tersentak kaget.
“Vero? Kapan kau datang?” tanya Elish. Entah mengapa ia senang ada Vero di sini.
“Baru saja.” Vero menunjuk jalan setapak di taman bunga. Menunjukkan kalau ia barusan lewat sana.
“Langkahmu ringan sekali. Aku hampir tidak mendengar langkah kakimu.” Komentar Luxira. Ia tadi sampai berjengit kaget karena terkejut.
Vero mengedikkan bahu. Ia memang memakai teknik itu. Salah satu teknik kekuatan yang ia miliki. Satu teknik meringankan langkah, agar siapapun tak bisa mendengar suara langkah kakinya. “Jadi, apakah aku boleh bergabung?”
“Tentu saja, aku sudah mengundangmu.” Jawab Luxira.
Elish mengangguk-angguk senang.
Vero mengamati gaun Elish sebentar, lalu mengamati gaunnya sendiri. ia tersenyum puas. Ia tak sempat mengganti pakaiannya. Tadi di perjalanan hanya sempat melepas layer atas roknya. Membuat gaunnya sekarang tidak mengembang seperti gaun yang dikenakan Elish. Gaunnya memang didesain bisa dibongkar pasang. Tergantung ingin memakai model seperti apa.
Tapi yang menjadi masalah adalah, karena warna gaunnya yang mirip dengan milik Elish, dan tatanan rambut Elish yang mendadak sama dengan tatanan rambutnya, membuat mereka sekilas terlihat sangat mirip.
“Maaf aku meniru tatanan rambutmu.” Elish meminta maaf, namun tanpa nada penyesalan.
“Yah. Itu terlihat lebih cocok untukmu.”
Luxira tersenyum melihat mereka berdua. “Ayo masuk.” Ia mempersilahkan, membuka pintu untuk Elish dan Vero.
“Waw.” Reaksi tiga teman Luxira bersamaan.
“Kalian kembar?” tanya Alex.
“Tentu tidak. Hanya mirip. Dan tak sengaja memilih pakaian yang serupa.”
“Kalian cantik sekali, duduklah.” Kata istri pemilik penginapan. Ia baru saja meletakkan beberapa hidangan lagi.
Luxira mengambil jubah juga layer atas rok Vero yang sedari tadi tersampir di lengan Vero. Vero menyerahkannya sambil mengatakan terima kasih dengan matanya. Luxira melipat dua potong pakaian itu, alih-alih menggantungnya di gantungan yang terletak di samping pintu. Setelah melipatnya, ia menaruhnya di meja kecil di sisi pintu satunya.
Istri pemilik penginapan menatap Elish dan Vero sambil tersenyum, sebelum ia pergi ke dapur lagi.