IF I..... (I'm sorry S2)

Via S Kim
Chapter #9

9

Angin malam menerpa wajah Elish dengan lembut. Suara tapak kaki kuda begitu merdu di telinganya. Ia memejamkan matanya sejenak. Menikmati suasana.

Vero memperhatikan dari samping, tersenyum sekilas. Ia ingin mengatakan sesuatu, namun urung. Ia menundanya hingga mereka sampai di kamar Elish.

“Kau percaya reinkarnasi Elish?” akhirnya Vero mengatakan pertanyaan itu setelah sampai di kamar Elish. Ia duduk di tepi ranjang.

Elish sedang membuka daun jendela lebar-lebar. Membiarkan angin malam masuk.

“Kenapa? Waktu itu Luxira juga menanyakan itu padaku. Tidak, aku yang membahasnya lebih dulu.” Elish mengingat-ingat.

“Kenapa?”

Elish mengangkat sebelah alisnya. Bingung dengan kata tanya yang dilontarkan Vero.

“Entah mengapa aku merasa sangat familiar dengan Luxira. Seperti pernah mengenalnya sebelumnya. Padahal aku baru bertemu dengannya.”

Itulah yang dirasakan Vero. Luxira begitu familiar. Namun yang membuat Vero bingung adalah mata Luxira. Vero begitu mengenali mata itu.

“Oh ya. Anehnya aku juga merasa sangat familiar denganmu.” Elish duduk di samping Vero. Ia mengamati wajah Vero.

‘Tentu saja. Seharusnya kau mengenaliku.’ Kata Vero dalam hati. Namun Vero tak mengucapkan sepatah katapun.

Elish juga tidak menuntut jawaban dari Vero. Membiarkan percakapan mereka menggantung begitu saja.

“Aku akan membersihkan diri kemudian tidur.” Elish beranjak. Ia membuka pakaian luarnya. Menyisakan gaun dalaman berwarna putih. Lengannya terlihat.

“Kau terluka?” Vero memperhatikan.

“Oh ini. Terkena panah prajurit Elfear kemarin malam.”

“Bukankah kau bisa menyembuhkannya sendiri?”

“Aku tidak mau menggunakan kekuatanku di sini. Lagipula Luxira melihat luka ini kemarin. Akan aneh jika ia tahu luka ini menghilang begitu saja tanpa bekas.”

Akhirnya Elish menceritakan kejadian kemarin malam. Saat ia pergi ke pinggiran hutan dan membawa Grace. Bertemu dengan Luxira, hingga ada prajurit Elfear yang mencoba memanahnya.

“Sudah kukatakan pergilah ke sana saat siang hari. Mereka tidak akan berani berada di pinggiran hutan saat siang.” Vero gemas.

“Kufikir karena kemarin ada ritual, jadi tidak ada prajurit yang berjaga di dekat pinggiran hutan.”

Lihat selengkapnya