“Jadi bolehkan aku menemanimu?”
“Aku ingin menemanimu menari di tengah festival nanti.” Luxira melanjutkan kalimat sebelumnya yang sedikit terjeda.
Nafas Elish yang tadi sempat tertahan akhirnya kembali dihembuskan. Gadis itu sempat salah paham dengan pertanyaan Luxira. Ia mengira Luxira akan menyatakan perasaannya. Tentu saja tidak, ini terlalu cepat.
“Tentu saja.” Elish berusaha membuat senyumnya tidak terlihat canggung.
“Oh ya, bisakah aku membawa Grace saat ferstival nanti?”
Untungnya Elish ingat untuk menanyakan hal itu. Karena Grace sudah terlihat akan mengamuk, dan sebenarnya muak dengan Elish dan Luxira yang terlihat sedang kasmaran.
“Bisa, biasanya ada tempat untuk menitipkan kuda di dekat-dekat tempat festival.”
“Syukurlah.” Elish mengelus kepala Grace.
###
Hari festival itu akhirnya tiba. Elish menerima gaun dari kurir yang diperintah oleh mr. Erick pagi tadi. Iya mr.Erick, desainer terkenal itu, yang bekerja sama dengan Luxira. Luxira lah yang meminta mr. Erick untuk membuatkan gaun istimewa untuk Elish. Dengan kain khusus yang dipilihkan Luxira.
Gaun itu memiliki rok yang berlapis, namun tidak dibuat menyembang. Bahan yang digunakan adalah kain yang tipis dan jatuh. Bentuk lehernya tinggi, membalut leher jenjang pemakainya. Dihiasi dengan pernak-pernik cantik yang tidak berlebihan, terkesan misterius. Bagian punggungnya sedikit terbuka, juga dada bagian atas dan bahunya. Bagian lengannya tertutup hingga pergelangan tangan. Dibuat pas dengan bentuk tangan si pemakai. Ada pernak pernik lain di bagian badan gaun tersebut. Juga beberapa di bagian rok. Lagi-lagi tidak berlebihan. Mr. Erick bilang, jika malam hari pernak-pernik tersebut akan menyala. Elish sudah bisa membayangkannya. Hampir semua bagian gaun tersebut berwarna ungu. Namun ada sedikit gradasi berwarna pink. Walau gaun tersebut terlihat misterius, karena sedikit sentuhan warna pink membuatnya terlihat manis.
Gaun itu akan menjelaskan kepada siapapun jika dirinya adalah Elfear. Elish tidak keberatan. Ia sudah mendengar jika banyak Elfear yang akan datang ke festival itu. Dan banyak juga manusia yang memakai gaun-gaun serupa. Banyak gaun yang dipakai manusia terinspirasi dari gaun para Elfear. Begitupun sebaliknya. Tapi bagaimanapun, gaunnya tetaplah istimewa. Siapapun akan tahu jika gaunnya dibuat dari bahan pilihan, dan dijahit oleh tangan yang ahli.
Elish telah menyiapkan Grace di halaman penginapan. Pemilik penginapan telah menyiapkan area kecil untuk menempatkan kuda. Tentunya Elish harus membayar untuk itu.
Elish bersiap memakai gaun istimewa tersebut, dan memakai jubah bertudung di atasnya. Jubah itu satu set dengan gaunnya. Jadi ketika dipakai bersamaan, itu tampak serasi. Ia mematut dirinya di depan cermin untuk terakhir kalinya. Mengecek tatatan rambutnya. Kali ini ia sengaja mengikat setengah bagian atas rambutnya dengan tali pita yang juga berwarna ungu. Ia ingin menampilkan telinganya. Ia akan tampil percaya diri sebagai seorang Elfear. Namun sebelum ia benar-benar memperlihatkan telinga runcing itu, ia masih ingin menutup kepalanya dengan jubah. Elish baru akan membukanya ketika sampai di tempat festival.
Saat turun dari kamarnya, ia sempat bertemu dengan seorang pemuda yang Elish yakini juga seorang Elfear. Elish sempat terkejut karena takut jika pemuda tersebut ternyata adalah seorang prajurit yang ditugaskan untuk mengejarnya. Tapi saat pemuda itu menunduk sopan kearahnya, ia yakin pemuda itu hanyalah Elfear biasa.
“Aku harus bertanya pada Vero apakah prajurit Elfear juga bertugas sebagai mata-mata.” Ucap Elish dalam hati.
Matahari sudah memerah. Saat Elish turun, suara-suara alat musik terdengar di kejauhan. Luxira telah menunggunya. Pria itu tersenyum melihat Elish.
Luxira terpaku sesaat ketika melihat Elish melangkah keluar dari dalam penginapan. Bagaimana ia tidak terpesona. Gadis itu terlihat indah dibalut gaun berwarna ungu dan jubah yang menutupi kepalanya. Luxira belum melihat jelas bagaimana wajah Elish. Namun ia yakin Elish pastilah sangat cantik. Tanpa sadar seulas senyum mengembang di bibirnya.