Elish melihat sekeliling. Vero sudah tidak terlihat lagi, menghilang di antara banyaknya manusia. Elish sadar sudah berada dekat dengan pasar. Ia memutuskan untuk berjalan kembali ke penginapan, karena memang ia tak ada kepentingan pergi ke pasar.
Dalam perjalanan pulang, Elish memikirkan sesuatu yang kembali membuat ia begitu penasaran. Sebenarnya ini adalah hal yang sangat ingin ia ketahui dari ibunya. Namun ia baru teringat setelah bertemu dengan Vero tadi. Ukuran bola mata Elf. Bukankah ukuran bola mata Elf lebih besar? Dan juga tidak berwarna gelap.
Sebenarnya fakta jika Elf memiliki bola mata lebih besar, baru Elish ketahui saat pergi ke Arvore terakhir kali. Ketika ia ketahuan dan akhirnya diburu. Saat itu ia ingin menanyakan pada ibunya, mengapa Elf yang tinggal di Green Ocean memiliki bola mata yang mirip dengan bola mata milik manusia. Namun ia lupa untuk menanyakan hal itu saat bertemu dengan ibunya semalam. Dan ia baru teringat kembali setelah melihat bola mata Vero tadi. Sayangnya belum sempat ia menanyakan hal itu, Vero sudah terlanjur pergi.
###
Vero berjalan di antara manusia yang sibuk dengan aktivitas mereka di pasar. Sementara ia tahu ada yang terus mengikutinya. Vero terus memikirkan cara untuk kabur. Namun kali ini keadaannya tidak sedang baik. Setelah sekian lama ia menjadi buronan dan menghadapi pemburunya dengan lihai, sekaranglah ia merasa pemburunya bukan seseorang yang mudah dihadapi. Tetua Elf yang memburunya sudah mengutus Elf pemburu yang handal. Tentu saja ia sudah belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya yang terus gagal menangkap Vero.
Vero terus menjinjing ujung gaunnya, kakinya ia paksa untuk berjalan lebih cepat. Ia terus mengeluarkan kemampuan untuk menyamarkan aroma. Namun si pemburu tetap masih bisa mengejarnya. Tidak bisa masuk ke hutan, Vero memutuskan untuk berjalan menuju perkampungan. Karena jika masuk ke hutan, pemburunya akan dengan cepat menangkapnya. Jadi ia memutuskan untuk pergi ke perkampungan. Kalau bisa ia juga akan masuk ke tengah kota. ini tindakan yang beresiko. Karena selama ini, Vero tidak pernah pergi jauh masuk ke perkampungan manusia. Juga tidak ada Elf yang seberani itu. Elfear mungkin masih bisa dengan tenang berada di perkampungan manusia, namun tidak biasa jika Elf yang melakukannya.
Vero mengira jika pergi ke perkampungan yang padat, pemburunya tidak berani untuk terus mengejarnya. Tapi ia sungguh salah prediksi. Si pemburu itu tetap mengejarnya dengan percaya diri. Ini sangat berbeda jika seorang Elf berkeliaran di area pasar yang dekat dengan pinggiran hutan. Jika sudah masuk ke dalam area perkampungan, suasananya menjadi mencekam. Akan sangat fatal jika identitasnya terbongkar. Jika ada yang menyadari dan melaporkannya, mungkin akan terjadi pertemuan besar antar tiga bangsa. Elf, Elfear, dan manusia. Karena tiga bangsa ini sudah membuat perjanjian untuk tidak saling mengganggu dan mencampuri urusan satu sama lain. Juga sudah menarik garis wilayah masing-masing.
“Sejauh mana kau akan pergi?” suara itu sangat dekat di belakang Vero.
Percuma. Pengejarnya akan dengan mudah menangkapnya walau secepat apa Vero melarikan diri.
Akhirnya Vero berhenti.
“Kau berharap aku menyerahkan diri?” Vero bertanya tanpa membalikkan badan.
“Kau hanya akan diadili tentang pelanggaran ‘melewati garis batas’. Kau tahu hukumannya.”
“Diusir dari Arvore ? dan tinggal di Green Ocean? Sebenarnya siapa yang menyuruhmu?”
“Tetua Je.”
“Kau berharap aku percaya padamu?”
“Dia tidak memiliki bukti atas semua tuduhannya padamu. Namun ia bisa membuatmu diadili karena pelanggaran ‘melewati garis batas’.”