Elish dan Grace saling tatap, Grace meringkik. Elish mengerti dan mengangguk.
Luxira hanya diam mengamati mereka, ia tidak mengerti.
“Aku akan kembali besok Grace. Aku tahu harus membawamu ke hutan.” Elish berbisik menggunakan bahasa Elfear.
Grace menjawab dengan ringkikak.
Sebenarnya Bryan tidak ada di sana. Ia pergi setelah mengantar Luxira dan Elish ke kandang Grace. Namun Elish tetap berhati-hati saat menggunakan bahasa Elfear, waspada.
“Ada apa sebenarnya?” tanya Luxira setelah mengunci kandang Grace.
Sebenarnya kandang itu tak dikunci pun, Grace tidak akan kabur.
“Saat Vero menemuiku kemarin, ia memberikan ramuan untuk Grace. Ia letakkan pada kantong pelana Grace. Aku sudah mengeceknya kemarin sore sebelum Grace berangkat, dan ramuan itu masih ada di sana. Tapi sekarang ramuan itu hilang.”
“Memangnya itu ramuan apa?”
“Ramuan agar Grace bisa bertahan di sini. Grace itu makhluk hutan, ia tidak bisa berlama-lama tanpa memakan tanaman tertentu dari dalam hutan. Itulah mengapa Vero memberikan ramuan itu. Agar Grace tetap bisa bertahan walau tanpa memakan tanaman tertentu. Jika ramuan itu tidak ada, maka Grace harus mencari tanaman tertentu di hutan untuk ia makan. Aku akan membawa Grace besok ke hutan.”
“Aku akan meminta tolong pada orang yang bekerja di sini untuk menemanimu besok. Paling tidak mereka bisa menunjukkan jalan untukmu.”
Elish mengangguk. “Terima kasih.”
“Dan, aku akan bertanya pada Michael mengenai ramuan itu.”
“Tidak perlu, biarkan saja.” Elish menggenggam tangan Luxira tanpa sadar.
“Tapi aku tetap harus menanyainya. Grace pasti memberitahumu jika Michael yang mengambilnya bukan? Dan Grace tidak mungkin berbohong.”
Sebenarnya Elish hanya tidak ingin membuat hubungan antara Luxira dan Michael menjadi canggung. Ini hanya soal ramuan saja. Jadi tidak perlu diperbesar masalahnya. Bisa jadi Michael hanya penasaran tentang benda itu.
“Kau tidak akan membuatnya merasa dituduh bukan?”
“Tidak. Aku akan menanyainya baik-baik.”
Baiklah. Elish percaya. Ia melepas genggaman tangannya pada tangan Luxira.
Mereka pergi setelah mengembalikan kunci kandang pada Bryan. Dan Luxira tidak lupa berpesan pada Bryan jika besok pagi, Elish akan mengajak Grace pergi ke hutan. Luxira meminta agar ada yang menemani Elish. Hanya untuk mengantarkan saja dan menunjukkan jalan. Bryan menyanggupi, ia akan menyampaikan hal itu pada pihak pengurus pacuan kuda.
.
.
Sepulang dari sana, hari sudah sore. Bahkan hampir gelap. Luxira mengajak Elish naik trem lagi, menunjukkan jalur pulang. Namun sesampai di halte dekat rumah, Luxira tidak langsuk mengajak Elish pulang. Sekalian saja ia mengajak Elish untuk berkeliling melihat kota. Tentu saja Luxira sudah bertanya pada Elish apakah gadis itu lelah atau tidak. Dan Elish jauh lebih bersemangat saat mendengar Luxira ingin mengajaknya berkeliling dulu.
Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah saat Elish ingat Grace yang mungkin merasa terkurung di kandangnya. Namun Elish tidak bisa berbuat apa-apa juga saat ini. Jadi tak apa jika ia cukup menikmati apa yang ada.