IF I..... (I'm sorry S2)

Via S Kim
Chapter #23

23

“Kau tidak cemburu melihat mereka?”

Pertanyaan dari Robert itu sejenak membuat Elish berfikir.

“Sepertinya aku tidak berhak.”

Robert terdiam, Elish pun terdiam.

Sebentar kemudian, makanan mulai dihidangkan. Percakapan yang terjadi antara Elish dan Robert mulai beralih ke hal seputar makanan. Robert sedikit pamer jika ia bisa membuat beberapa hidangan yang ada di meja itu sendiri. Karyawan perempuan Luxira yang duduk di kanan Elish mengakui jika Robert memang pandai memasak. Juga karyawan perempuan satunya yang duduk di depan Elish, di seberang meja, ia pun mengakuinya.

Percakapan hangat mengalir begitu saja saat mereka makan. Elish bisa berbaur bersama mereka. Namun Elish menyadari jika Michael mejadi sedikit pendiam. Beberapa kali Elish mendapati Michael menatapnya diam-diam. Namun saat ditatap balik, ia justru menghindar.

Beberapa kali Elish mencuri pandang ke arah Luxira yang asik bergurau dengan yang lain, juga Rosella. Tanpa Elish sadari, sebenarnya Luxira juga beberapa kali mencuri pandang ke arahnya. Bahkan tadi saat Robert menyentuh rambut Elish pun, Luxira melihatnya. Jantung Luxira sempat mencelos dan ada rasa cemburu.

Selesai acara makan siang itu, Rosella meminta Luxira untuk mengantarnya pulang. Sungguh sangat berani dan sedikit tidak tahu malu.

“Supirku harus mengurus butik, jadi aku menyuruhnya segera pergi setelah mengantarku tadi.” Begitulah ia beralasan. Mengatakannya dengan sangat manis, membuat ekspresi imut. Dengan kedua tangan ia tanggupkan di depan dada, badan sedikit membungkuk ke depan, kepala sedikit terteleng ke nanan. Sungguh sangat menjengkelkan di mata Elish.

“Ayo kita pulang Robert.” Elish sungguh muak, hingga ia tak tahan dan menarik lengan baju Robert. Ia melambai singkat pada yang lain, berjalan lebih dulu dengan Robert yang ia tarik paksa.

Rumah sekaligus kantor Luxira tidak jauh dari restoran tersebut, hanya butuh jalan kaki sebentar. Semua berjalan kaki saat menuju restoran tadi, pun Luxira dan Elish yang datang terakhir. Sekarang Rosella minta diantarkan pulang. Berarti Luxira harus pulang untuk mengambil mobil dan mengantarkan Rosella.

“Kita beli kopi dulu saja.” Elish menyeret Robert berbelok ke arah lain. Ia tak ingin melihat Luxira mengantar Rosella.

“Di sana ada tempat kopi dan pastry langgananku.” Kata Robert. Ia tahu jika Elish ingin menghindari Luxira.

Beberapa menit berjalan, mereka sampai di depan kafe. Saat masuk, Elish cukup terpana melihat pastry yang dipajang di etalase. Beberapa ada yang ia tahu, namun banyak yang tidak.

“Ternyata masih banyak yang kami tidak tahu tentang makanan kalian.” Sekarang Elish sudah bisa dengan santai berbicara tentang dirinya pada Robert.

“Apa kalian juga belajar membuat makanan kaum kami?”

“Tentu saja, itu menjadi tren. Sebenarnya banyak sekali kesamaan tempatku tinggal dengan tempat kalian. Hanya saja … anggaplah jika tempat kami adalah pedesaan yang sedikit tertinggal dari kata modern.” Elish memilih pastry yang ingin ia beli.

“Bagaimana caramu keluar dari sana?” Robert penasaran.

“Ada jalan khusus yang sering dilalui. Namun apa kau tahu? Aku baru mengetahui fakta jika ternyata ada jalan resmi yang dibuat.”

“Maksudnya?” Robert tidak mengerti.

“Maksudku, selama ini aku hanya melewati jalan setapak saja untuk mencapai kota terdekat. Aku tidak tahu jika ada jalan besar yang digunakan para pedagang. Jalan itu katanya dijaga. Namun itu jalan resmi yang menghubungkan bangsaku dan bangsamu.” Elish berhati-hati saat bicara, takut ada yang mendengar.

Lihat selengkapnya