Elish Kembali menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. “mungkin aku hanya salah lihat.”
Vero mendecak, ia sudah terlanjur penasaran. “Seperti apa?”
“Hanya cahaya biru yang terbang. Aku tidak tahu. Hanya saja terlihat sangat bersinar.” Elish santai menjawab. Mungkin saja hanya hewan terbang atau apapun itu. Bukankah di dalam hutan banyak kupu-kupu bersinar? Atau serangga terbang lainnya.
“Bukankah hampir tidak ada hewan atau serangga ajaib di hutan itu? Ini hutan yang jauh sekali dengan hutan dalam.” Vero masih sibuk mencari apa yang tadi dilihat Elish.
“Tapi bukankah mungkin mereka terbang sampai sejauh itu? Bisa jadi mereka tersesat dari rombongannya.” Sahut Luxira.
Elish mengangguk-angguk setuju.
“Tidak mungkin. Itu sangat tidak mungkin.” Jawab Vero.
“Kenapa tidak mungkin?” tanya Elish sambil menengok ke belakang, menatap Vero.
Vero mendesah. “Ah sudahlah. Aku malas menjelaskan.”
Mata Elish menyipit, bibirnya manyun. Sungguh menyebalkan. Ia sangat ingin mendengar penjelasan Vero.
Hening. Saat hening tersebut, otak Vero mulai mempertimbangkan sesuatu. Awalnya ia ragu mengatakannya. Namun sepertinya ia harus. Bukankah ini formasi yang sempurna? Tiga orang dari masa lalu berkumpul kembali. Jika ia tidak salah mengenali.
“Mengenai reinkarnasi? Apakah kalian percaya?” sebenarnya Vero tidak suka dengan pembukaan seperti ini. Biasanya ia langsung bicara pada intinya.
“Kita membahas ini lagi?” tanya Elish.
“Percaya tidak, jika aku mengenalmu di masa lalu? Juga Lux.”
Deg. “Kau mengenalku?” tanya Luxira.
“Sebenarnya aku masih tidak yakin tentang dirimu. Namun matamu itu sebenarnya mengingatkanku pada seseorang yang kukenal.”
“Kau mengingat masa lalumu?” Elish kembali menengok ke belakang, menatap Vero.
“Iya, semuanya.” Jawab Vero santai.
Saat itu Luxira hampir saja kehilangan kendali mobilnya. Namun untung saja ia cukup cepat mengendalikan dirinya.
“Bagaimana bisa?” tanya Elish.
“Senenarnya aku juga tidak tahu alasannya. Aku lahir dengan ingatan kehidupan masa laluku yang utuh. Dan itu yang pada akhirnya membuatku diburu oleh beberapa tetua Elf. Mereka menginginkan informasi yang aku miliki.”