IF I..... (I'm sorry S2)

Via S Kim
Chapter #32

32

Jika kalian bertanya, untuk apa Elish dan Vero menghadapi atau melawan para Elf yang mengejarnya? Jawabannya tidak ada. Tapi tidak mungkin juga mereka akan terus kabur. Terus melarikan diri hanya akan membuat mereka hidup dalam kewaspadaan. Toh cepat atau lambat, mereka tetap akan tertangkap dan menghadapi pengejarnya. Jadi daripada hanya terus kabur, bukankah lebih baik mempersiapkan diri saja? Mencoba menjemput peperangan bukanlah sesuatu yang salah bukan? Mereka berusaha mempercepat durasi.

Lalu mengapa Luxira harus terlibat? Coba ini kau tanyakan saja padanya. Masalah hati itu memang selalu rumit. Rela berkorban untuk orang yang dicintai. Begitulah. Kalian pasti gemas mengapa aku di sini tidak terlalu banyak membahas tentang kisah romantis mereka, begitulah. Lebih nyaman jika tidak terlalu berlebihan bukan?

Dan malam itu, mereka bertiga kembali berkumpul untuk membahas rencana ke depan. Luxira menyarankan untuk segera pergi dari kota ini. Karena firasatnya sangat tidak baik. Sebenarnya siang tadi ia sudah mengurus ini dan itu terkait pekerjaanya. Bisnisnya bisa berjalan tanpanya. Robert bisa menggantikan posisinya untuk sementara. Vero menyetujuinya, begitupun Elish.

“Di kota Ieos, banyak sekali Elfear yang tinggal sementara di sana. Kota Ieos adalah kota wisata, jadi tidak akan asing jika manusia melihat kalian bepergian dengan bebas sebagai wisatawan. Dan juga, kota itu adalah kota pesisir, jauh dari hutan. Kita bisa sedikit mengulur waktu, menggunakannya untuk melanjutkan latihan.” Luxira menjelaskan.

Vero dan Elish percaya dengan perencanaan Luxira.

“Oh ya Lux, bantu aku dan Vero untuk menjual sesuatu besok pagi.” kata Elish.

“Menjual apa?” tanya Luxira.

Elish tidak segera menjawab. Pelayan restoran datang untuk membersihkan meja sebelum akhirnya menyajikan desert yang sudah mereka pesan. Mereka bertiga sedang makan malam di restoran dekat penginapan.

“Beberapa tumbuhan herbal kering dan ramuan buatan Vero.” Jawab Elish. pelayan restoran itu sudah pergi.

“Oh, berikan saja padaku. Akan kujual dengan harga yang bagus. Aku cukup tahu tentang hal itu.” Jawab Luxira percaya diri.

Yah, Luxira cukup tahu tentang barang-barang di pasar. Karena pekerjaannya membuatnya cukup familiar dengan dunia pemasaran.

.

.

Paginya, Elish dan Vero berkemas untuk segera pergi ke kota Ieos. Luxira sedang menjual ramuan yang dibuat Vero, dan tanaman herbal yang didapat Elish dari hutan beberapa hari yang lalu, saat menemani Grace waktu itu. Mereka akan langsung pergi saat Luxira menjemput mereka.

Sebenarnya Elish ingin berpamitan dengan yang lain. Namun Vero menyarankan untuk tidak melakukannya. Luxira pun berfikiran sama. Jadi akhirnya Elish hanya menitipkan salam perpisahan saja pada mereka.

Bukan bermaksud tak sopan. Namun menurut Vero, kedatangan Elish di sini hanyalah sebuah pelarian. Akan lebih baik jika tak meningalkan kesan apapun.

“Sebenarnya, ramuan apa yang kau jual?” tanya Elish pada Vero saat berkemas.

“Ramuan biasa, untuk menghaluskan kulit wajah. Efeknya pun hanya sementara. Aku dengar manusia sangat membutuhkannya.”

“Kenapa kau tidak membuat yang bisa membuat efek seumur hidup?” Elish selesai mengemas barangnya yang memang sedikit.

Lihat selengkapnya