IF I..... (I'm sorry S2)

Via S Kim
Chapter #41

41

Salah satu Elf berparas cantik, ia tidak memakai pakaian perang, mendekati Dann, membisikkan sesuatu. Dann sedikit tidak suka dengan apapun informasi yang dibisikkannya. Ia menghela nafas, tak punya pilihan. Pertarungan ini sepenuhnya ada dalam perintah tetua Je, ia hanyalah perantara saja.

Dann menarik nafas dalam, sebelum memberi perintah pada pasukannya. “Kita lewati semua tahapan. Semuanya bersiap! Pasukan garis depan bersiap!”

Suara Dann tegas memberi perintah. Tidak lantang, namun semua pasukan garis depan bisa mendengar perintah tersebut. Sementara pasukan garis belakang, yang bersembunyi di balik pepohonan dan semak-semak mendapat intruksi lewat isyarat yang diberikan pasukan garis depan. Pasukan garis belakang akan keluar saat situasi mendesak. Mereka juga bertugas menghalangi siapapun yang datang untuk membantu musuh.

“Mereka akan bersiap meletuskan peperangan,” ucap Vero. Karena ia juga mendengar intruksi yang diucapkan Dann. Tentu saja karena ia juga Elf, telinganya cukup tajam.

“Percuma saja membuat formasi bukan?” tanya Elish. “Tapi kita harus tetap berdekatan.”

Vero dan Luxira mengangguk. Mereka bertiga menggenggam senjata masing-masing dengan kuat. Juga tangan kiri yang memegang tali kekang dengan kencang.

“Grace, apapun yang terjadi, bantu aku. Aku yakin bisa memenangkan pertarungan ini. Walaupun terlihat mustahil,” Elish mengelus kepala Grace.

“Aku juga yakin kita akan memenangkannya,” jawab Grace.

Tidak begitu yakin kapan aba-aba diucapkan. Kapan peperangan yang sebenarnya meletus. Terjadi begitu cepat. Serangan tanpa ampun. Denting pedang. Teriakan semangat, kesakitan. Saling serang, saling balas, menangkis, menghindar. Elish, Vero, Luxira tetap beruasaha dalam jarak yang berdekatan. Agar bisa saling bentu, saling melindungi. Tidak mudah untuk bertahan.

Elish menerima serangan dari depan, menghadapi satu Elf yang memiliki paras cantik (semua Elf berparas cantik sebenarnya). Rambut birunya berkibar. Tapi dibalik parasnya yang cantik, ia memiliki serangan yang mematikan. Pedang panjangnya berkali-kali hampir menebas tangan maupun kepala Elish. Elish cepat menghindari serangan-serangan itu, balik menyerang. Jangan remehkan bilah milik Elish. Walaupaun tidak sepanjang pedang milik pasukan Elf, bilah itu juga hebat jika digunakan dengan baik. Elish yang tidak pernah membayangkan ada di medan perang, ternyata mampu menggunakan bilah itu dengan baik. Tangkisan, elakan, pukulan, sabetan bilah, ia gunakan semua teknik dengan berani dan kuat. Ia tidak kalah dengan pasukan Elf. Jika Elf berambut biru itu beberapa kali hampir menebas tangan juga kepala Elish, Elish juga beberapa kali hampir menyayatkan bilahnya pada lengan Elf tersebut.

Elish tidak hanya menghadapi serangan dari depan, ia juga menghadapi serangan dari samping kanan dan kiri, juga belakang. Bergantian ia melakukan serangan. Ia hampir kewalahan. Jika tidak segera melakukan serangan mematikan dan melumpuhkan mereka, ia akan segera kehabisan tenaga.

Elish sekilas melihat Luxira dan Vero yang juga sedang bertarung habis-habisan. Diserang dari berbagai arah bukanlah hal yang mudah. Jangankan balik menyerang, bertahan saja sepertinya sulit. Terlebih medan perang bukanlah keahlian mereka.

Lihat selengkapnya