Tak terasa, tiga bulan telah berlalu. Pengunjung Balai Satwa terus meningkat setiap harinya. Sampai-sampai, Balai Satwa dinobatkan sebagai tempat wisata paling populer se-Asia Tenggara. Untuk merayakan pencapaian itu, bertepatan dengan tiga bulan sejak Balai Satwa dibuka, Pak Laskar dan istrinya memutuskan untuk membagikan tiket masuk gratis untuk seratus orang pertama. Hari itu, dari pagi-pagi sekali, sudah banyak orang yang datang untuk memperebutkan tiket-tiket gratis tersebut.
Sementara itu, hewan-hewan di dalam juga tidak kalah semangatnya dengan orang-orang di luar.
"Lea, Lea, Lea!" seru Leo sambil menghentak-hentakkan kedua kaki depannya ke wajah Lea. Lea yang masih tertidur mengerang, menendang Leo dengan kedua kaki belakangnya sampai terjungkal, memutar tubuhnya membelakangi Leo, dan melanjutkan tidurnya.
Masih ingat dengan Leo dan Lea, kan? Leo adalah seekor anak singa yang sangat bersemangat dan suka bermain. Energinya seperti tidak ada habisnya. Ia paling senang saat diizinkan bermain di dalam kolam, di mana ia bisa berguling-guling dan melompat di dalam air yang menyegarkan. Wajah ceria Leo membuat siapa saja yang melihatnya jatuh cinta.
Berbeda dengan Leo, Lea adalah seekor anak harimau sumatera. Rambutnya tebal dan terawat dengan baik. Lea memiliki dua mata besar yang indah dan memancarkan ketegasan. Yang membuat Lea sangat mencolok adalah cara berjalan dan duduknya yang terlihat elegan. Setiap foto Lea dengan para pengunjung sangat bagus karena ia mengerti cara berpose yang baik di depan kamera. Sedangkan dengan Leo, aduh! Anak singa itu tak ada diamnya. Setidaknya dua foto pertama akan buram karena Leo terus bergerak. Entah ia tanpa sengaja mengedipkan matanya atau ia mengibas-ngibaskan ekornya. Ada saja!
Leo segera bangkit setelah ditendang oleh Lea. "Lea, bangun, ayo, bangun!" Leo kembali menginjak-injak wajah sahabatnya itu. Lea mengerang dengan marah dan berdiri. "Ada apa, sih, Leo? Kamu selalu saja ribut-ribut setiap pagi! Seandainya bisa, aku pasti minta dipindahkan ke tempat lain!" keluh Lea. Ia menguap lebar karena masih mengantuk.