If You Know You Know

Tiwul
Chapter #6

6: Misi Berjalan

Hari ini pemakaman dilaksanakan, duka mendalam dirasakan oleh seluruh keluarga begitu juga Sujatmiko. Dia menangis tersedu-sedu saat melihat putranya diliang lahat. Sujatmiko melakukan prosesi pemakam yang dihadiri beberapa rekan dan keluarga, termasuk juga Fatma dan ibunya. Mereka mendekat ke Ambar, untuk menjaga mental Ambar yang pastinya rapuh.

Herry dan istrinya juga datang, mereka memberikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Selesai pemakaman, anggota keluarga pulang kerumah masing-masing. Sujatmiko masih disana, dia belum bisa melepas Chiko. Sebagai atasan dan rekan kerja, Herry menghampiri Sujatmiko memegang pundaknya, memberi isyarat agar Sujatmiko bisa menerima ini.

Pemakaman Anisa juga tidak kalah haru, Marwati beberapa kali pingsan saat pemakaman. Sujasman melihat makam anak terakhirnya dengan tatapan kosong. Teman-teman sekolah Anisa datang melayat. Dari kejauhan sekelompok anak-anak remaja menangisi kepergian Anisa. Mereka adalah Juan, Rafi, dan Adam, teman satu tongkrongan dengan Anisa.

Saat sedang berdoa, seseorang berbadan atletis dengan tato banyak disebelah kananya berjalan mendekat bersama Raka. Mereka datang untuk berbela sungkawa atas kepergian Anisa. Kedatangan mereka dilihat oleh ke empat remaja tadi. Aneh rasanya jika dua orang itu datang secara tiba-tiba.

Sementara dirumah Sujatmiko, suasana mulai sepi dengan kepergian sanak saudara, sementara Herry masih ada disana. Sujatmiko duduk di taman samping rumah dengan tatapan kosong, Herry mendekat menawarkan segelas air putih.

“Rencana kamu apa setelah ini?” tanya Herry.

“Lanjutin kasus ini Pak”.

“Kamu gila? Kalo ini tercium media gimana? Kamu mau kasusin apa?”.

“Anak saya mati Pak” ucap Sujatmiko dengan emosi yang ditahan.

“Anak kamu mati kecelakaan, kamu mau bikin jadi apa? Pembunuhan?”.

“Ada sperma yang ditemukan. Saya bisa mainin ini jadi kasus pemerkosaan”.

“Kamu sudah gila. Kamu taukan akibatnya, bukan cuma nama kamy yang tercoreng tapi insitusi juga”.

“Saya akan sembunyikan ini. Selagi media gak mengendus masalah ini, semua aman. Saya akan berperan sebagai yang tersakiti disini”.

“Jangan bawa-bawa namaku saat kau tertangkap nanti. Aku cuma bisa bantu yang semalam saja” Herry pergi meninggalkan Sujatmiko sendirian.

Lihat selengkapnya