If You Know You Know

Tiwul
Chapter #7

7: Awal Pemeriksaan.

Masa sekarang.

Sujatmiko menyeruput kopi di depanya, Bambang memperhatikan raut wajah Sujatmiko yang terlihat menahan emosinya. Ada sesuatu yang tidak bisa Sujatmiko keluarkan sekarang. Pintu kembali di ketuk, Kresna datang dengan membawa amplop berwarna kuning. Pangkatnya kini lebih tinggi dari dirinya 6 tahun lalu. Sudah 6 tahun ini, Kresna mendapat tugas sebagai pengawal presiden. Kresna masuk dan memberi amplop itu pada Bambang.

Sujatmiko melihat Kresna dengan terkejut, setiap gestur terus diperhatikan Sujatmiko. Saat sedang berdiskusi sambil berbisik, Sujatmiko tersenyum miring. Kresna menepuk pundak Bambang, lalu pergi meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.

“Tiga luka tusuk dibagian perut, perempuan ini hampir kehabisan darah Pak. Untung sekarang dia sudah dipindahkan ke rumah sakit lain”.

“Huh, gading merah pasti menemukan dia” ucap Sujatmiko.

“Sayang sekali, mereka tidak bisa menembus pertahanan keluarga Wibowo Sukmonoaji”.

“Hah?” Sujatmiko terkejut mendengar nama itu.

“Ayunda Sekar Sukomonoaji, nama lengkap perempuan itu. Anda salah membidik target Pak Sujatmiko” jelas Bambang.

“Lanjutkan ceritamu, saya ingin tau apa motif Anda sebenarnya”.

“Saya lanjutkan, tapi Anda jelaskan terlebih dahulu kenapa perempuan itu berkaitan dengan meteri pertahanan kita!”.

“Saya jelaskan setalah kamu selesai bercerita!” balas Bambang.

6 tahun lalu.

Empat anak remaja itu sudah berkumpul di kantor polisi, Sujatmiko memperhatikan mereka seperti macan menemukan mangsanya. Namun dia tidak melihat Raka, mereka diminta melakukan BAP ulang oleh tim yang Sujatmiko bentuk. Dia berjalan ke meja dan mempertanyakan keberadaan Kresna. Sayangnya mereka tidak mengetahui dimana Kresna sekarang.

Lima belas menit berlalu, Kresna muncul di belakangnya ada Raka dan Rengga. Sujatmiko jelas marah, karna harusnya yang datang hanya Raka. Sujatmiko meminta Kresna ke ruanganya.

Di dalam ruangan, tepat setelah Kresna menutup pintu Sujatmiko melepar vas bunga ke pintu, hampir saja vas itu mengenai kepala Kresna jika dia tidak menghindar.

“BODOH! Saya perintah kamu bawa anak itu saja!” marah Sujatmiko.

“Maaf Pak, tapi disini belum ada pengacara saya rasa pihak keluarga jadi penting disini”.

“Kamu pikir kamu siapa?! Berani kamu langgar perintah saya?! Sekarang kamu keluar dari ruangan saya bereskan meja kamu. Saya akan pindahkan tugaskan kamu hari ini juga!”.

“Baik Pak, Saya permisi”.

Kresna keluar dari ruangan, membereskan mejanya lalu pergi dari kantor polisi itu. Sementara Sujatmiko menelpon Herry kembali untuk memindahkan Kresna. Untuk sekarang, Sujatmiko kekurangan orang dalam timnya. Dia tidak mungkin meminta anggota baru, dan terpaksa dia turun tangan. Mengotori tanganya untuk kasus ini.

Sujatmiko keluar ruangan, Raka masih duduk dengan santai di depan meja BAP, dengan Rengga tentunya. Sujatmiko duduk lalu meminta Rengga keluar, karna BAP ini harus dilakukan dua orang. Rengga menolak, karna setahunya BAP harus didampingi pengacara.

Lihat selengkapnya