Jumat, 30 November 2018
Hari masih menunjukkan pukul 8 pagi saat bangunan besar berwarna cokelat biscotti itu ramai diserbu warga sekitar. Mereka berhimpitan mencari tempat paling depan demi melihat apa yang sebenarnya terjadi, sehingga rumah yang mereka ketahui sebagai indekos itu dipasangi police line. Seluruh penghuni rumah telah diamankan di halaman parkir. Ada yang menangis histeris- ketakutan. Ada pula yang gelisah, ingin segera masuk.
Bangunan itu dijaga dengan ketat oleh beberapa polisi. Satu diantaranya memegang sebuah buku dan pena. Melontarkan beberapa pertanyaan pada pria bertubuh kekar yang diketahui sebagai penjaga di rumah itu.
Semua pintu di lantai tiga tertutup. Kecuali pintu kamar nomor 37 yang ada di ujung lorong. Kamar sederhana berukuran 3x3 meter yang terlihat porak poranda. Para polisi melangkah masuk dengan hati-hati. Mengatur pijakan kaki sebaik mungkin.
Buku-buku yang berserakkan di lantai, pecahan gelas di atas meja belajar dan semua yang ada pada kamar itu dibiarkan tetap pada tempatnya. Kecuali satu, yang ditenteng keluar oleh empat pria berseragam menggunakan sebuah tandu lipat berwarna oranye.
Tubuh seorang gadis muda. Tak lagi bernyawa.