Mobil yang mereka kendarai berguncang. Melewati jalan rusak yang sepertinya tak diperhatikan pemerintah setempat. Sudah 3 jam berlalu sejak mereka berlima memulai perjalanan dari Jakarta menuju sebuah desa di Provinsi Banten.
Atmosfer dalam mobil terasa berat sekali. Semua diam. Tak ada yang mau memulai percakapan. Tak juga Tiara yang selalu punya sesuatu untuk dikomentari.
Nessa meraih earphone dari tasnya, melihat ke pojok kanan atas layar ponselnya. Baterai 20% rasanya cukup untuk memutar beberapa lagu sebelum tiba di tempat tujuan. Setelah menekan mode shuffle pada playlist-nya, Nessa membenamkan pandangannya ke bentangan sawah di sampingnya.
Entah sebuah kebetulan atau saat ini perangkat elektronik sudah bisa membaca perasaan penggunanya, namun lantunan lagu dari Westlife itu benar-benar mewakili perasaan Nessa.
Always you will be part of me
And I will forever feel your strength
When I need it most
You're gone now, gone but not forgotten
I can't say this to your face
But I know you hear
I'll see you again
You never really left
I feel you walk beside me
I know I'll see you again
Will I, Ry? Rintih Nessa dalam hati.
Pikirannya jauh melambung ke saat dimana ia berada di perjalanan yang sama, menuju rumah Valery untuk perayaan Natal tahun lalu. Masih segar di ingatan Nessa bagaimana Valery menceritakan keseruan Natal di kampung halamannya. Lorong-lorong yang dihiasi lampu kerlap-kerlip, ornamen Natal yang dipasang di pintu rumah-rumah, dan yang paling istimewa adalah aroma panggangan kue yang sungguh dapat tercium sepanjang hari. Tak ketinggalan tradisi tukar kado ala keluarga besar Valery yang memakan waktu hampir 1 jam, mengingat banyaknya anggota keluarga besar Widjaja. Mereka keluarga terpandang di kampungnya.