Ijabah

Arumdalu
Chapter #11

Terikat

Pagi hari ini udara sangat dingin, namun pipi Aya terasa hangat bersemu merah. Dirinya duduk anggun diapit oleh Ibu dan Neneknya. Di samping Neneknya terdapat Kakek serta Hasan. Ustadz Rahman, Ustadzah Fatimah serta Adnan mengunjungi kediaman Aya kembali. Kali ini dengan membawa beberapa buah dan juga cemilan. Adnan dan Aya saling bertukar biodata di pertemuan itu.

“Bismillahirrahman Nirrahim, Ibu, Kakek serta Nenek Praya Arumi Semesta atau Aya ... mungkin Kakek dan Nenek Aya sudah mendengar dari Ibu Lia ... apa maksud kedatangan Saya, Istri dan juga Anak saya kemari. Seperti yang sudah diketahui ... Anak Saya Adnan Haziq Abdurrahman ingin mengajak saudari Aya berta’ruf. Dan saat ini kami ingin mendengar jawaban dari saudari Aya ... apakah menerima atau menolak ajakan anak Saya tersebut. Bagaimanapun jawabannya, kami akan menerima dan menghargainya. Dan apa pun jawabannya, semoga untuk kedepannya silaturahmi yang sudah terjalin ini akan tetap terjalin karena Allah,” tutur Ustadz Rahman.

“Terima kasih Ustadz Rahman telah mengumpulkan kita dan menyampaikan niatan baik Mas Adnan ... untuk keputusannya, kami menyerahkan sepenuhnya ke Aya. Jadi, Aya ... bagaimana Nduk?” tanya Kakek Aya.

“Bismillah ... Aya menerimanya ... Mama, Abi, Ummi, Kakek, Nenek ... Aya menerima niat baik Mas Adnan kepada Aya,” ucap Aya sambil menunduk.

“Alhamdulillah,” ucap keluarga Adnan serempak.

Lihat selengkapnya