Ikaga desu-ka, one-san?

Cana Nurul Aini
Chapter #11

Sosok Otou-san Terhebat

Aku membanting tubuhku ke atas tempat tidur. Setelah mengantar Aan dan keluarganya pulang, aku seperti kehabisan tenaga. Ingin sekali rasanya mata ini langsung terpejam tidur, tapi kepalaku masih sedikit pusing.

“Haahhh...”

Aku menghela napas pelan. Mungkin aku masih jet lag.[1] Sebelum ke Jakarta, aku singgah sebentar ke Kuala Lumpur dan Singapore untuk urusan bisnis Otou-san.[2]

Yeah, begini-begini aku sudah jadi asisten Otou-san untuk urusan bisnisnya yang telah merambat ke negara-negara maju di planet yang disebut bumi ini. Otou-san adalah generasi kongloromerat kedua dan aku ketiga.

Disebabkan Otou-san dan Okaa-san[3] tidak punya anak laki-laki – tentu saja karena diriku anak satu-satunya – aku terpaksa harus mempelajari bisnis Otou-san yang akhir-akhir ini makin berkembang pesat.

Mengambil alih kekuasaan perlahan-lahan atas sebuah perusahaan besar yang menjadi pusat segala bidang usaha bukanlah hal mudah.

Mulai dari memilih sekretaris yang kompeten, menghadiri jadwal pertempuan dengan para petinggi dan investor perusahaan, sampai semangat juang para karyawan yang sedikit banyak akan mempengaruhi produktivitas pabrik.

Semua itu menjadi perhatian direktur walaupun tak selalu terjun langsung untuk mengamatinya. Benar-benar melelahkan. Ternyata begini yang harus dilakukan Otou-san selama ini, tepatnya setelah lulus dari bangku kuliah.

Tapi yang membuatku terkesima dan bangga dengan sosoknya adalah, dengan kegiatan yang padat seperti itu hampir setiap harinya, Otou-san tidak pernah ketinggalan sholat wajib berjamaah.

Setidaknya beliau selalu sholat bersama para karyawan yang beragama islam. Dan memang, keluarga kami lebih mendahulukan pekerja Muslim daripada yang bukan Muslim. Otou-san sangat menyayangi sesama Muslim sejak menjadi muallaf.

Lihat selengkapnya