"Korelasi Companion Animal: Small Animal dan Exotic pada Kesehatan Manusia. Companion animal artinya hewan peliharaan seperti anjing, kucing, burung, kuda dan sebagainya. Sedangkan small animal identiknya hewan kecil seperti burung, kelinci. Begitupun hewan-hewan eksotik selain kucing dan anjing di antaranya ada hewan liar. Keterikatan hubungan manusia dan hewan itu bisa menimbulkan hormon endorfin, menekan stres, dan menekan tekanan darah tinggi."
Fero menekan pointer, selanjutnya membahas materi pada slide power point. Peserta yang didominasi almamater putih sangat antusias. Kuliah umum ilmu kedokteran hewan hampir 100% mahasiswa kedokteran yang mengikutinya karena ini merupakan mata kuliah wajib ditempuh.
"Selain itu, penanganan kesehatan pada hewan peliharaan wajib kita kuasai, sangat bassic standar seperti suntik vaksin, vitamin, obat-obatan, penanganan penyakit dalam, scabies, dan sterilisasi sebagai pilihan. Namun, pemberian rasa aman dan nyaman seperti lingkungan yang bersih, tempat makan dan minum steril, dan pengawasan keamanan tetaplah harus dipertimbangkan. Bukankah Anda pernah mengajak hewan kesayangan berbicara?"
Suasana ruangan sedikit ricuh karena menjawab pertanyaan retorika. Akhirnya, moderator membuka sesi tanya-jawab. Audien sangat antusias mengacungkan jari.
"Terima kasih atas kesempatannya. Perkenalkan, saya Andrean. Saya mahasiswa semester 6A yang sebentar lagi akan KKN. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana jika kita ingin mengadopsi hewan yang dilindungi secara badan hukum? Lalu apa saja yang harus dipersiapkan selaku adopter?"
Moderator mencatat pertanyaan. Sedangkan Fero mempersiapkan pernyataan terbaik dan berharap dapat memuaskan.
"Bagaimana tanggapannya Dokter? Kami silakan."
Suara lantang dan percaya diri hampir menyita 99% mata sang hawa. Apalagi didukung dengan lengkungan bibir yang menggugah jiwa. Fero tersenyum. "Terima kasih saudara Andrean, pertanyaan Anda sungguh luar biasa. Pertama, hewan yang dilindungi ada wajib lapor ke Departemen Kehutanan, atau ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Kedua, ada pengecualian jika sang adopter menghubungi Puskeswan terdekat semisal ingin mengadopsi small animal. Ketiga, jika adopter ingin secara legalitas dan kredibilitas memelihara hewan dilindungi bisa menghubungi organisasi seperti WWF Indonesia, The Borneo Orangutan Survival, dan Green Radio."
Seluruh orang mendengar pun membenarkan dan berdecak kagum. Namun, sepertinya sang penanya masih penasaran. "Apakah seribet itu, Dokter?"
"Jika Anda mandi satu kali sehari, mencuci pakaian tiga bulan sekali, dan makan sehat saja malas ... Maka pilihan salah satunya Anda bisa berpartisipasi sebagai donatur. Uang yang Anda sumbangsikan akan sangat membantu untuk kelangsungan hidup mereka."
Gelak tawa pecah sebagai penutup kelas umum yang berlangsung Sabtu ini. Acara ditutup dengan pemberian penghargaan sebagai pemateri dan dokumentasi.
***
Alphard terparkir pada halaman depan rumah. Perumahan elit sebagai tempat tinggalnya untuk meredam perasaan lelah dan kusut. Sesampai di kamar, ia terlebih dulu membersihkan tubuh.
Tubuh telentang. Menatap sisi langit langit kamar. Sudah berupaya untuk memejamkan mati, tapi sulit. Hampir tiap malam terjaga tengah malam, mungkin tidurnya hanya dua atau tiga jam, tidak lebih.
Efek insomnia, ia pun mengaktifkan gawai. Banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab. Isi pesan:
'Dear, kenapa kamu sulit dihubungi? Tidaklah kamu ingat ini hari apa?'
Fero menarik napas panjang. Seharusnya hari ini adalah anniversary hubungan yang wajib dirayakan tiap tahun. Tapi tidak dengan hubungan mereka. Sudah 3650 hari sang pacar selalu mengingatkan tanggal jadian. Menurutnya, itu bukanlah hal yang penting.
Pertanyaan "Kapan nikah" seakan meneror isi kepalanya. Padahal ia telah bertunangan dengan perempuan yang ia pacari dari masa putih abu-abu. Keluarga besar sudah pada tahu dan ingin segera mengikat dua sepasang kekasih yang sebagian orang bilang sangatlah cocok dan serasi.
Rumah megah dan mewah sangatlah sepi jika ditinggalkan seorang diri, akan lebih ramai jika sepasang kekasih saling bercengkrama hangat, merawat anak-anak, dan membina keluarga. Itu menurut persepsi kebanyakan orang-orang memberi petuah. Tidak berlaku untuk seorang Fero. Lelaki masyhur itu lebih nyaman hidup sendiri.
Ia salah satu makhluk Tuhan yang tidak menganut tren menikah muda. Meskipun usianya telah menginjak kepala tiga. Banyak yang menyayangkan pilihannya. Kecuali sang calon istri yang begitu sabar dan menghargai itu.