Burhan telah dipanggil oleh sang kiyai. Dengan segala pertimbangannya, guru besar para santri ini meminta Burhan untuk mengerjakan sesuatu yang biasa di ijazah kannya kepada banyak santri. Namun lagi-lagi Burhan diberikan pengawasan khusus oleh para ustad senior. Di samping Burhan mengerjakan tugas dari sang kiyai, ia pun dilatih kebatinan oleh ustad Jamin. Semua itu bukan sembarang kehendak ustad Jamin. Ia melakukannya karena tak lepas dari perintah sang kiyai.
Malam di pondok pesantren Darul Ilmi terasa begitu sunyi. Angin sepoi-sepoi membelai dedaunan, menciptakan simfoni alam yang mengundang perenungan mendalam. Burhan memulai apa yang telah diperintah kiyai. Ia melakukan sembahyang malam secara rutin. Setelah selesai shalat isya, Burhan mesti melakukan shalat Sunnah Taubat, shalat Sunnah Hajat, dan pada dini hari ia mesti melakukan shalat Sunnah tahajud. Diiringi dengan bacaan dzikir dan amalan khusus yang dilakukannya setelah melakukan semua sembahyang tadi. Kegigihan dan ketekunan Burhan untuk menyembuhkan dirinya dari hal-hal yang mengganggunya selama ini, tampak sungguh terlihat drastis. Ibadah yang mulai dijaganya, membuat kiyai dan ustad Jamin yakin bahwa Burhan benar-benar ingin sembuh dari penyakitnya. Tak heran Burhan sering mendapatkan pujian dari guru-gurunya.
Kiyai Majid, dikenal sebagai seorang tokoh agama yang bijaksana, luas pengetahuan dunia, juga pengetahuan spiritualitas. Setiap hari seluruh muridnya diberikan pembekalan ruhani, mempelajari ajaran-ajaran spiritual yang kaya dan mendalam.
Suatu malam, kiyai Majid memanggil Burhan di halaman kediamannya. Wajahnya yang tua dan bijak tampak serius, namun lembut. Burhan duduk khidmat berhadapan dengannya. Kiyai Majid mulai memberikan wejangan malam itu dengan penuh perhatian.
"Burhan" kata kiyai Majid dengan suara tenang.
"Saya akan memberikan tugas penting untuk memperdalam ilmu spiritual kamu. Ini langkah awal untuk menguatkan pondasi agamamu. Agar tidak mudah digoda oleh musuh manusia yang sesungguhnya, yaitu syaitan. Tugas ini akan membantu kamu memahami inti dari apa yang selama ini selalu menjadi gangguan dalam kehidupan kamu."
Burhan memperhatikannya dengan seksama. Kiyai Majid melanjutkan,
"Saya ingin kamu untuk tidak pernah sekalipun meninggalkan shalatmu. Disamping apa yang telah saya berikan kepada kamu, bacaan dzikir dan amalan khusus, itu adalah sebagai tambahan agar kamu bisa belajar melawan nafsu. Semua ini bukanlah menjelajahi duniawi semata, melainkan untuk menjelajahi diri kamu yang sebenarnya."