ILAFAT

Topan We
Chapter #20

Hari Ke 11

Ustadzah Mila terbangun dengan nafas terengah-engah. Pagi itu terasa berbeda, seolah ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Sejak semalam, ia tidak bisa tidur nyenyak setelah mimpi yang mengerikan datang menghantui. Dalam tidurnya, ia dikejar-kejar oleh siluman kera raksasa yang tubuhnya dipenuhi bulu hitam lebat. Kera itu berlari dengan cepat, suaranya menderu-deru seolah memanggil-manggil dirinya. Ustadzah Mila, yang biasanya tabah, merasa ketakutan dalam mimpinya. Ia berlari tanpa henti, namun seakan tidak pernah bisa lepas dari bayang-bayang kera itu.

Perasaan takut itu tidak kunjung hilang meskipun suara sahutan ayam berkokok sudah terdengar. Dengan langkah berat, ia bangkit dari tempat tidurnya, menyeka keringat di dahinya. Sejak kejadian aneh beberapa minggu yang lalu—yaitu kejadian yang melibatkan Amel dan Yuli, dua santriwati yang melihat sesuatu yang tak wajar di belakang pesantren—perasaan tidak tenang memang sudah mulai merasuk dalam dirinya. Namun, kali ini, mimpi itu membawa firasat buruk yang lebih kuat lagi.

Ustadzah Mila tahu, mimpi adalah bahasa alam bawah sadar. Dan ada kalanya, mimpi bisa menjadi Ilafat dari sesuatu yang lebih besar. Namun, ia juga merasa ada yang tidak beres. Keduanya, Amel dan Yuli, telah memberitahukan mereka tentang apa yang mereka lihat—sebuah keramaian yang tampak seperti orang-orang yang sedang berpesta terpampang jelas di area belakang pesantren. Sejak saat itu, keanehan-keanehan mulai terjadi. Kejanggalan-kejanggalan yang sulit dijelaskan dengan akal sehat. Bahkan, kondisi Ustadz Jamin yang semakin memburuk sejak kejadian itu, menambah beban di hatinya.

Setelah beberapa saat berdiam, Ustadzah Mila memutuskan untuk mendatangi Ustadz Fatur. Ia merasa, hanya kepada Ustadz Fatur lah ia bisa mengungkapkan keresahannya. Ustadz Fatur adalah sosok yang bijak, yang selalu bisa memberikan pencerahan di setiap masalah yang muncul. Bahkan ketika Ustadz Jamin tengah sakit parah, Ustadz Fatur tetap menjaga pesantren dan santri dengan penuh perhatian. Namun, Ustadzah Mila tidak bisa menahan perasaan curiganya bahwa penyakit Ustadz Jamin ada kaitannya dengan kejadian yang dialami Amel dan Yuli.

Langkahnya terasa berat saat memasuki ruang rumah sakit yang sederhana di mana Ustadz Jamin sedang dirawat. Ustadz Fatur duduk di samping tempat tidur Ustadz Jamin yang terbaring lemah. Beberapa tabung infus menancap di tangan Ustadz Jamin, wajahnya pucat dan tubuhnya tampak kurus. Ustadz Fatur menatap Ustadz Jamin dengan tatapan penuh keprihatinan.

"Apa yang sebenarnya ustadzah rasakan?" suara Ustadz Fatur memecah keheningan, menatap Ustadzah Mila dengan penuh perhatian.

Ustadzah Mila merasa sedikit canggung, namun ia tahu, ini adalah saat yang tepat untuk berbicara. "Ustadz, saya... saya mimpi dikejar-kejar siluman kera. Mimpi yang sangat menakutkan, seolah-olah makhluk itu akan membunuh saya. Saya merasa ada hubungan antara mimpi ini dengan Ustadz Jamin. Apakah itu mungkin?" tanyanya dengan ragu, mengungkapkan keresahannya.

Lihat selengkapnya