Suara desiran angin yang sesekali terdengar, menambah kesan kesendirian yang meresap. Lampu-lampu di sekitar pesantren sudah lama dimatikan, menyisakan kesan misterius yang menyelimuti halaman yang luas itu. Namun, di balik kesunyian malam, ada satu sosok yang tidak pernah berhenti bergerak, baik gerak tubuh maupun batinnya. Bahkan ketika seluruh dunia tampaknya tertidur lelap. Dialah Kiyai Majid, sang pemimpin pesantren yang penuh wibawa tiada henti berdoa untuk menjaga keselamatan para santri dan ustad.
Kiyai Majid memiliki kebiasaan yang hampir setiap santri mengetahuinya. Setiap kali malam datang, terutama setelah sesuatu yang mengganggu kedamaian pesantren, beliau akan melakukan wirid malam yang panjang, mengelilingi pesantren, dan melakukan pemagaran secara spiritual. Semua ini dilakukannya dengan penuh keyakinan, karena beliau tahu betul bahwa aura pesantren bisa berubah seketika, terutama saat beliau meninggalkan kawasan itu. Ada hal-hal yang lebih kuat dari yang tampak dengan kasat mata, dan beliau selalu merasa tanggung jawab besar untuk menjaga pesantren dari segala gangguan makhluk halus yang mungkin mengancam.
Sejak kejadian menyeramkan yang dialami Amel dan Yuli beberapa waktu lalu, suasana di pesantren memang terasa berbeda. Keduanya, dua santri yang dikenal taat dan cerdas, mengaku telah mengalami hal-hal yang sulit dijelaskan oleh logika manusia. Amel, yang tengah berada di kamar bersama Yuli, mendengar suara-suara aneh seperti bisikan dari sudut-sudut ruangan yang gelap. Keduanya merasa ada sesuatu yang mengawasi mereka, entah dari mana asalnya. Ketika mereka mencoba mencari tahu, malah mereka yang dikejutkan dengan pemandangan mengerikan di belakang gedung pesantren yang tidak dapat mereka gambarkan secara jelas. Itu adalah malam yang sangat menakutkan, dan sejak saat itu, aura pesantren pun berubah.
Pagi setelah kejadian tersebut, seluruh pesantren seakan terguncang. Berita tentang pengalaman Amel dan Yuli saat itu menyebar dengan cepat, mengusik ketenangan di hati para santri. Namun yang lebih mengejutkan adalah dampaknya pada Ustadz Jamin, seorang pengajar yang sangat dihormati. Sejak malam itu, Ustadz Jamin tampak tidak seperti biasanya. Wajahnya semakin pucat, tubuhnya tampak lelah meskipun ia berusaha tetap tersenyum. Ada yang aneh dengan dirinya, dan Kiyai Majid tahu persis bahwa kejadian tersebut bukan hanya sebuah kebetulan. Sejak saat itu, Ustadz Jamin seolah menjadi sasaran makhluk-makhluk gaib yang mengincar kelemahannya.
Malam itu, seperti biasa, Kiyai Majid duduk di sudut ruang pribadi beliau. Di atas sajadah yang sudah usang, beliau mulai merapal doa-doa, mengalunkan wirid yang penuh kekuatan. Sesekali, beliau menghela napas, matanya terpejam seolah menghubungkan diri dengan dunia yang tidak tampak oleh manusia biasa. Selama bertahun-tahun, beliau melakukannya dengan keyakinan penuh bahwa wirid ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan cara untuk menjaga keseimbangan antara dunia fisik dan dunia spiritual yang sering kali bersinggungan.