ILHAM SANG RAJA STALKER

Satria Adhika Nur Ilham
Chapter #4

3. Puisi Penuh Misteri

Suara ketikan di laptop terdengar sibuk. Seorang laki-laki berumur 16 tahun itu kini sedang mengamati tulisan yang tadi sore ia lihat di pesawat kertas. Sudah satu jam ia mengotak-atik laptopnya, namun jawabannya nihil.

Apakah ada teknologi yang bisa menghack speaker?

Ia mengetik pertanyaan itu di keyboardnya, lalu mengklik search. Muncul beberapa referensi, ia mencari mana yang benar-benar terpercaya dan asli.

“Hanya seseorang yang mempunyai kekuatan super yang bisa menghack sebuah speaker yang memiliki keamanan tingkat tinggi.” tulis salah satu website.

Ilham mendengus, mana ada kaitannya hack dengan kekuatan super. Ia mencari referensi lain.

“Orang yang bisa menghack segala peralatan dipastikan adalah orang dari Illuminati. Kehancuran dunia sudah semakin dekat.” kali ini sumbernya dari You-Be-Tu. Orang itu sering dikenal dengan 'Ahli Ilmu kehancuran'

Ilham langsung mengklik tombol exit dari website tadi. “Orang itu lebih pantes disebut peramal gak ada kerja. Semua dibilang Illuminati. Kehancuran dunia jelas hanya tuhan yang tahu, manusia tidak bisa menebak-nebak.” Ilham terlihat kesal. Betapa banyak orang-orang di kota ini yang tertipu dengan perkataan orang aneh itu? Membawa-bawa nama kiamat, padahal niatnya hanya untuk mencari eksistensi dan ketenaran.

Pria itu berusaha meneguhkan hatinya, mungkin kali ini akan ketemu. Ia kembali mencari sumber dari website-website lain. Ada satu situs yang menarik perhatian Ilham. Judulnya, “Pemerintah sedang melakukan sosialisasi untuk mencegah berita hoax. Konon katanya, akan ada hukuman pidana bagi orang yang menyebar hoax.”

Udara di kamar terasa pengap karna tidak ada pendingin ruangan. Perlahan otak Ilham mulai mengingat kejadian di kantin.

Manusia terpedaya kata

yang salah ia jadikan fakta

yang benar tak lagi berguna

Apa jangan-jangan sosok misterius yang menghantuinya selama 3 hari terakhir adalah seseorang yang anti pemerintah? Ataukah orang pendukung pemerintah?

“Astaga, apa kaitannya sama pemerintah. Kenapa gue jadi aneh begini?” Ilham mengklik tombol exit, lalu mengklik shut down. Ia mematikan laptopnya.

Ilham menghela nafas. Ia beranjak dari tempat ia duduk menuju ke kasurnya. Ia merebahkan diri sembari mengambil hologram yang terletak tak jauh darinya. Ia membuka aplikasi Chatdong, aplikasi yang di negara kalian dikenal dengan “Whatsapp”.

Muncul beberapa notifikasi dari aplikasi Chatdong. Ilham men-scrool untuk melihat mana chat yang harus ia baca terlebih dahulu. Muncul notifikasi dari Qya, teman dekatnya yang sangat suka dengan KPOP.

Istri Jaemin : Hai Ilham!

Ilham : Paansi Lo?

Istri Jaemin : Aku punya kabar bagus untukmu.

Ilham : Apaan?

Istri Jaemin : Post a picture. Yah sad:(

Ilham melihat gambar yang diberikan Qya. Di gambar tersebut ada Venny yang sedang menonton bioskop bersama teman-temannya, salah satunya Nersto. Ilham mendengus, Qya selalu saja membuat mood Ilham turun.

Ilham : Ngeselin bgt si lo.

Istri Jaemin : HAHAHA.

Ilham : Yang di sebelah Venny itu siapa?

Istri Jaemin : Mana gue tau, emang gue cenayang.

Ilham : BODO.

Ilham menutup ponselnya, lalu melemparnya pelan. Ia melirik ke jam dinding, sekarang sudah pukul 22:30. Pria itu menarik selimutnya, lalu segera memejamkan mata. Besok ia harus sekolah.

Udara di luar dingin. Suara jangkrik dan hembusan angin terdengar berirama. Daun-daun berjatuhan dari pohonnya. Nyamuk-nyamuk kecil sedang terbang mengelilingi Ilham. Melihat Ilham telah tidur, nyamuk itu pergi ke luar melalui lubang kecil di jendela kamar. Di luar, sosok itu sedang asyik memperhatikan Ilham dari kejauhan. Dengan drone kecil miliknya, ia bisa melihat seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Ilham.

***

Hari-hari berganti, kejadian demi kejadian dijalani. Tak terasa sudah empat hari berlalu. Apakah Ilham sudah mengetahui maksud dari puisi yang ada di kertas waktu itu? Jelas sudah. Ia bertanya kepada Nathan, Sang Raja Puisi.

“Nath, lo tau arti puisi ini?” Ilham menyodorkan kertas kepada Nathan

Lihat selengkapnya