Devan : Azriel, lo yakin nggak bales chat gue?
Devan : Kalo lo nggak bales chat gue, gue bakal bunuh diri dalam waktu 1 jam ke depan!
Awalnya Azriel mengabaikan pesan dari Devan, karena dia mengira pesan dari Devan pasti bertanya-tanya kenapa dirinya menjauhi cowok itu. Tapi, begitu melihat apa isi pesannya, Azriel ketakutan.
"M-masa dia beneran bundir?" gumam Azriel menggigit bibirnya cemas.
Azriel langsung menekan nomor Devan secepat kilat, takut kalau bunuh diri itu benar-benar terjadi, dan dirinya akan dituduh sebagai tersangka utama dalam kasus tersebut. Azriel berteriak tertahan.
"Hmm."
"JANGAN BUNUH DIRI!" teriak Azriel ketakutan setengah mati.
"Telat semenit, gue udah gantung diri, Azriel."
"Rumah ... rumah lo di mana? G-gue susul biar nggak jadi bundir!" ucap Azriel histeris, cowok itu langsung mengambil jaket lalu lari keluar setelah merebut kunci motor dari Ayahnya.
"Kamu mau ke mana, Azel?" tanya Ibu heran.
"Aku mau ke rumah teman, Bu! A-ada hal yang gawat!" balas Azriel menatap Ibu sekilas, lalu melajukan motornya secepat kilat setelah menerima titik lokasi.
Di sisi lain, Syena tengah tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat Azriel panik. Yang suka siapa, yang ngancam juga siapa. Syena penasaran, cowok macam apa yang disukai sepupunya itu.
"Na, cowok lo bakal ke sini, kan? Kalau beneran boti, gue kagak sudi lo bareng dia," ucap Syena mengibas rambutnya bak iklan sampo.
"Bodo amat, ya, Jubaidah! Gue kagak peduli, Azriel tetap di hati," balas Devan cuek bebek. "Kayaknya ntar lagi calon pacar gue dateng, Sye."
Syena mengintip keluar jendela, lalu mendengus mendapati halaman yang kosong melompong, tidak ada satu orang pun berkeliaran.
"Na! Cepat ganti baju! Lo kudu cantik ketemu calon pacar!" teriak Syena mendorong Devan ke toilet.
Cewek itu membuka lemari Devan, matanya melotot begitu melihat semua isi lemari sepupunya. Tidak ada satupun baju cewek! Hanya ada baju cowok yang kece membadaikan dunia.
"Jelesin apa maksudnya ini?" Syena menatap Devan tajam.
"Nanti gue jelesin, sekarang lo duduk manis, biarin gue ganti baju," balas Devan datar, dia sudah tak tahan lagi dengan kelakuan random Syena.
"Ohh tidak bisa begitu, ferguso! Gue harus nyari tali!" ungkap Syena mengapit kedua tangannya depan dada.
"Buat apa?"