Imagine

it's her.
Chapter #14

Travel 14 - Mbakbro Bertongkat Ciut

"Cara jalan aja ngga bener. Eneg gua."

"Lah, kalau eneg, ya ngga usah diliatin."

Inilah dia. Gua paling males kalau teman gua yang satu ini ngoceh.

Ngomentarin orang nomor satu. Ralat- lebih tepatnya menghina. Tapi kalau satu kata komentar nongol atau kedengaran di gendang telinganya, dia ogah ngerespon. Kenapa? Orang songong mah, biasa.

"Si kacamata tumben ngga banyak ngomong? Guru kita hampir lepek nungguin dia," ujarnya sambil tertawa pelan, tapi hampir merobek gendang telinga gua.

Gua santai nanggapinnya. "Dia udah pinter kali."

Masih dengan tawa yang tersisa, ia malah melanjutkan. "Pinter? Lu cium pantat gua kalo dia dapat 100 di ulangan matematika besok."

Entah cara dia berbicara yang salah atau teman gua yang satu ini termasuk orang over-independent. Wait- what?

Karena gua udah lelah termakan suasana yang dia buat dari tadi, air seni gua yang juga ngga tahan mau muncrat, gua mutusin untuk ke toilet.

Malangnya, gua harus merasa kayak pejalan kaki setelah keluar kelas. Kesalahan besar udah milih sekolah ini buat jadi pelarian gua dari ocehan orang tua di rumah.

Kelas yang jauh dari toilet membuat gua harus lelah selama 5 menit. Beginilah dia yang namanya ingin menuntut ilmu. Ciak elah, tumben gua bijak.

Selang beberapa menit, akhirnya gua sampai di kawasan toilet. Sebelum masuk ke toilet yang di depannya gambar kaum adam kayak gua, ada sekumpulan suara yang bikin gua gagal masuk.

"Lu tau ngga si banci?"

Terdengar suara tawaan keras sebelum suara lain menjawab. "Oh, anak kelas Sains A?"

Tawaan lain menjawab tawaannya. "Ya iyalah, siapalah lagi coba."

"Haha. Bosen kali sama tongkatnya."

"Hush." Suara lain terdengar seperti ingin menghentikan percakapan mereka, tapi gua juga ngga ngerti dengan apa yang mereka bicarakan.

"Halah, bukannya lu yang paling benci sama si banci? Jangan sok-sok ngebela lah."

"Ngebela lu bilang? Hello! Itu bukan spesialisasi gua keles."

"So?"

"Tuh mbakbro mah udah bosen sama barangnya. Mungkin udah ciut kali."

Gua yang udah ngga tahan sama ocehan para gadis dan lagi-lagi air seni gua udah hampir meleleh, membuat gua langsung bergegas ke toilet pria dan meninggalkan sudden news di depan toilet para pemakai rok.

Tapi mungkin hari ini memang hari BREAKING NEWS atau apalah itu istilahnya, kaum adam dan hawa tidak ada bedanya.

"Anak Sains A yang itu mah bikin gua eneg hari demi hari."

"Lah- lu kalau ngomongin dia ngga usah gitu juga kali."

Lihat selengkapnya