Imagine about Her

Siji Getih
Chapter #2

1. Pindah Kelas

Pada pagi hari, saat aku sedang bercanda dengan teman sekelasku, tiba-tiba muncul seorang guru dari kesiswaan masuk ke dalam kelas seraya membawa sebuah lembaran kertas berisikan absensi murid-murid dari setiap kelas.

Kelas yang awalnya begitu ramai, mendadak hening, sunyi, semua mata tertuju pada Guru tersebut. Dari raut wajah mereka semua terlihat sama bingungnya denganku, pasalnya kami tahu Guru tersebut selalu mengabsen setiap kelas pada saat jam ketiga, dan entah apa alasannya Guru tersebut sudah berada di kelas ini begitu pagi.

"Yang Ibu sebutin namanya, harap untuk membawa barang-barang perlengkapannya dan ikut Ibu!" kata Guru tersebut seraya membolak-balik lembaran kertas untuk mencari nama yang dicarinya.

Aku sedikit terkejut ketika mendengar orang yang dicari Guru tersebut adalah diriku. Dengan penuh rasa heran kutatap semua orang di kelas, aku mengambil tas sekolahku dan berjalan mengikuti langkah Guru tersebut di belakangnya. Aku merasa begitu gugup dan takut, kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga membuat namaku dipanggil dan disuruh untuk mengikutinya?

Saat aku sibuk dengan pikiranku, Guru itu tiba-tiba berhenti di depan sebuah kelas, lalu memerintahkan aku untuk masuk ke dalam seraya berkata: "Mulai hari ini hingga naik kelas, kamu dipindahkan kelasnya ke sini!"

Dipindahkan? aku tak mengerti kenapa dipindahkan secara tiba-tiba, bahkan saat aku tanya mengapa aku tiba-tiba dipindahkan ke kelas ini? apa ada semacam kesalahan atau sesuatu yang membuat aku dipindahkan ke kelas lain? karena sewaktu pembagian kelas, namaku sudah tercantum di kelas sebelumnya dan aku yakin tidak ada sebuah kesalahan.

"Sudah jangan banyak tanya, pokoknya, mulai dari sekarang kamu kelasnya di sini!" kata Guru itu dan lalu berjalan pergi meninggalkan aku seorang diri.

Aku menghela napas panjang seraya menggaruk-garuk kepalaku yang tak gatal. Masuk ke dalam kelas, di mana tidak ada seorangpun yang kukenal, membuat diriku merasa gugup dan malu. Ketika masuk ke dalam kelas aku cukup yakin ada banyak sekali dari mereka yang menatapku dengan wajah heran dan bingung, karena tanpa pemberitahuan sama sekali aku tiba-tiba masuk ke dalam kelas mereka dan duduk di kursi ujung bagian belakang.

Sebagian dari mereka hanya melirik-lirik, sebagian lagi dari mereka datang ke tempat dudukku, menanyakan alasan aku dipindahkan dan siapa namaku. Mereka cukup baik, dan aku merasa menyenangkan mengobrol bersama dengan mereka, seolah-olah aku telah mengenal mereka lebih lama.

"Hei, hei!" panggil seorang wanita dan menunjuk pada seorang gadis yang letak duduknya berseberangan denganku. "Katanya dia suka sama kamu!"

Aku hanya tersenyum mendengar itu, dan melihat ke arah seorang wanita yang ditunjuk oleh wanita tadi. Aku sama sekali tidak paham dengan percintaan dan bagaimana harus membalas perkataannya, tetapi aku cukup yakin bahwa wanita yang ditunjuk itu sangatlah cantik, dan akan lebih cantik lagi seiring berjalannya hari.

Lihat selengkapnya