Imagine about Her

Siji Getih
Chapter #6

5. Bermain

"Besok, libur sekolah, kamu kosong gak?" tanya Wanita itu tiba-tiba dengan malu-malu. "Kalau kosong, gimana kalau kita main bareng, kebetulan ada film yang mau aku tonton."

Sial, aku tak pernah terpikirkan tentang hal ini. Aku terdiam di atas ranjang tempat tidurku, terus menerus memikirkan perkataannya, aku bertanya-tanya apakah aku sedang bermimpi atau itu hanya khayalanku saja? yang jelas setiap kali aku tampar wajahku, itu sangatlah menyakitkan. Hal baik apa yang telah aku lakukan hingga bisa mendapatkan sesuatu yang sangat luar biasa semacam ini. Bermain bersama dengannya di akhir pekan? melihat dia menggunakan sebuah pakaian sederhana? itu mungkin hal terindah yang akan selalu terkenang dalam hidupku.

Aku tak bisa tertidur, meski entah sudah berapa lama waktu terlewati, pikiranku tetap terjaga. Aku masih tidak bisa menerima kenyataan ini. Aku mencoba untuk menutup kedua mataku, mengosongkan pikiranku, tapi itu berakhir nihil. Aku tetap tidak bisa pergi tidur. Aku sudah merasa tidak sabar, keindahan dari Wanita itu selalu membayangi pikiran bodohku. Sial, entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa ingin segera bertemu dengannya, melihat senyuman di wajahnya, dan mendekapnya ke dalam pelukanku.

"Aku bisa gila."

Terdengar ayam berkokok diluar, perlahan demi perlahan mentari menyinari dunia dengan sinarnya. Aku menatap ruangan yang masih gelap, membiarkan alarm pada ponsel pintarku bergetar, waktu berlalu begitu saja, aku belum tertidur sama sekali. Tidak, aku tidak bisa tidur sama sekali, aku mengira bahwa aku sedang tertidur saat ini, pergi bermain bersamanya di akhir pekan terasa seperti mimpi.

Saat kuangkat kepalaku, itu terasa sangat sakit, bintang-bintang berputar-putar di sekitar kepalaku. Aku harus segera pergi tidur, tapi kulihat jam pada layar ponselku, dan aku pikir, jika aku pergi tidur sekarang, aku akan melewati akhir pekan ini seperti mayat, tertidur seharian dan tak akan bertemu dengan Wanita itu. Jika aku melakukan itu aku benar-benar akan menyesal dan melempar diriku di atap gedung.

Tempat yang telah dijanjikan tidak begitu jauh dengan rumah kami, itu seperti berada di tengah-tengahnya. Aku tersenyum, sudah tidak sabar untuk melihat pakaian seperti apa yang akan dikenakan oleh wanita itu. Untuk sesaat, ketika melihat orang-orang bermesraan dengan kekasih mereka di atas motor, aku mulai sadar bahwa aku harus mengajak wanita itu naik kendaraan umum dan berdesak-desakan di dalamnya. 

"Apa yang harus kulakukan?" 

Kebanyakan wanita di zaman sekarang tidak ingin melakukan hal itu. Sekarang, barang-barang seperti kendaraan, jam, ponsel, dan hal-hal semacam itu akan menentukan hubunganmu dengan pasanganmu di masa depan. Untuk sesaat, aku benci menjadi orang yang dapat berpikir sejauh ini, aku berharap dapat menjadi orang bodoh yang hanya melakukan apa yang akan dia lakukan saat itu, tanpa terpaku oleh masa depan yang pahit.

"Apa kamu menunggu lama?"

Ketika aku mengalihkan wajahku, aku terdiam dan terpana, aku melihat sesosok bidadari yang telah turun dari surga, mengepakkan sayap gaibnya, dan kaos putih dengan celana jeans panjang robek-robek itu terlihat bagus untuknya. Tolong jangan sadarkan aku bila ini hanya mimpi.

Lihat selengkapnya