Imaginfinity

astrid nur alfaradais
Chapter #2

Two

Rich people, old people, all got dreams. –Princess and the Frog

Aku mengelap peluhku yang bercucuran. Detik berikutnya mataku melirik ke arah jam hijau toska yang tertempel di dinding. Sudah dua jam aku berlatih. Kurasa aku harus mengakhirinya sekarang juga sebelum badanku ambruk.

Setiap hari Kamis, ekskul cheers memang mengadakan latihan sampai jam tiga sore. Tapi mengingat tim basket kami akan bertanding, aku harus segera menyiapkan formasi dan gerakan cheers. Yah tugas ini dilimpahkan padaku mengingat posisiku sebagai kapten cheers di SMA ini.

Saat melintasi lorong sekolah, sebuah bola basket sukses menimpuk kepalaku. Aku meringis pelan dan mendapati sosok menyebalkan itu menjadi si sumber masalah. Leon!

“Eh kamu jerapah. Maaf aku enggak sengaja. Siniin bolanya dong,”

Mataku menatap sinis ke arahnya. Lalu dengan ogah-ogahan kulempar bola itu tepat mengenai head-band merah kebanggaannya.

“Oi, lembut dikit napa!” ketusnya.

“Bodo!” kataku sambil mempercepat langkah. Kenapa di setiap saat selalu ada moodbreaker yang mengganggu mood-ku? Kenapa tidak Tristan yang melempariku bola basket lalu membantuku berdiri. Mungkin aku terlalu banyak bermimpi.

Tidak seperti biasanya, keadaan rumah begitu sepi. Kulihat tidak ada siapapun di ruang keluarga. Biasanya jam segini Mama selalu sibuk menonton acara gosip selebritis. Atau setidaknya memasak makan malam sambil menyetel lagu lawas dengan volume penuh. Tapi tidak hari ini.

“Gie, udah pulang?” Vicky keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit rambutnya.

“Mama mana?”

“Tadi Mama bilang, dia mau jemput Papa di kantor. Pulangnya mau belanja bulanan gitu. Tapi tenang, Mama udah bikin spageti kok. Ambil aja di meja makan,”

Hampir saja aku mau menanyakan keberadaan Vinro. Tapi begitu kuingat-ingat, pasti Vinro sedang ada di kamarnya berkutat dengan buku-buku pelajaran dan rumus logaritmanya. Jadi itu akan jadi pertanyaan yang sia-sia.

Kulangkahkan kakiku menuju kamarku yang berada di lantai dua. Kamarku seperti kamar remaja SMA kebanyakan. Segera kurebahkan tubuhku di atas ranjang empuk ber-bed cover Hello Kitty kesukaanku. Kuraih netbook Samsung berwarna senada yang tersimpan rapih di sebelah bantalku.

Meski di sekolah aku terkenal sebagai kapten cheers yang hobi menari, sebenarnya aku punya hobi yang tidak pernah disangka oleh semua orang kecuali sahabatku. Yaitu menulis. Entah menulis puisi, cerpen pendek, ataupun lirik lagu. Setiap hari kusempatkan waktu minimal satu jam untuk mencurahkan pikiranku dalam sekumpulan kata-kata yang kurangkai indah. Dan sejak empat tahun yang lalu, aku mulai menekuni dunia blog. Tentu tidak menggunakan nama asliku, aku menggunakan user name sebagai “Virginia Rachmaninov”. “Virginia” tentu menunjukkan namaku yaitu “Virgie”, dan “Rachmaninov” adalah nama yang kupikir seperti nama orang dari Rusia.

Lihat selengkapnya