Imam Kedua

Intan Rahma
Chapter #19

Abi, We Love You!

Dalam perjalanan menuju rumah Ishana, Ardi berkali-kali melirik sang istri.

 “Han, setelah resepsi pernikahan kita, Raka langsung pulang atau nginap di rumah Ibu?”

 “Ah, iya, Mas, Raka masih di rumah Ibu. Mas Juna kasih izin sampai hari Senin. Nanti Selasa baru dijemput.”

“Kalau gitu, kita ajak Raka sekalian,” ucap Ardi. 

Ishana mengangguk.

“Han, aku boleh tanya sesuatu?” Ardi menggengam tangan sang istri dengan tangan kirinya. “Tapi, kamu janji nggak marah, ya.”

Ishana tertawa kecil. “Mau nanya apa, sih, Mas, kok, kayak takut gitu?”

“Hem … kamu nggak undang ayahnya Raka sama Ziva ke resepsi kita?”

“Oh, mau nanya itu, Mas, aku pikir mau nanya apaan,” ucap Ishana. “Mereka aku undang, kok. Kartu undangannya aku titip ke Bayu, tapi nggak tahu kenapa mereka nggak dateng. Sibuk kali.”

           Ardi terdiam.

“Nanti, kalau ada waktu, aku kenalin kamu sama ayahnya anak-anak, ya, Mas. Aku juga perlu bicara dengan Mas Juna tentang kepindahan Raka ke sini,” kata Ishana seolah-olah paham yang diinginkan Ardi.

“Memangnya Raka mau tinggal sama kita, Han?”

“Mau katanya, Mas, boleh? Raka sebentar lagi masuk SMP, aku mau dia sekolah di Al Munawar, biar gampang ngawasinnya. Aku nanti mau ngomong sama Mas Juna, sama Netta juga. Mudah-mudahan mereka kasih izin.”

 “Bolehlah, Sayang. Aku justru seneng kalau dia mau sekolah di Al Munawar.” Ardi mengecup pungung tangan Ishana lembut. “Kan, sudah kubilang, anak-anakmu adalah anak-anakku juga.”

“Tapi, Mas, aku harus ketemu Mas Juna untuk ngomongin ini.”

“Jangan khawatir, nanti aku temani.”

“Makasih, Mas,” ucap Ishana dengan perasaan lega.

***

Siangnya, mereka berempat sudah dalam perjalanan untuk berbelanja sementara Khadijjah menolak ikut sebab ada janji dengan Umi Halimah.

Ishana mengernyit ketika Ardi membawanya ke sebuah mal terbesar di kota mereka.

“Mas, kok, ke mal, sih? Kan, aku maunya belanja di Pasar Anyar,” protes Ishana. 

Lihat selengkapnya