Imam Kedua

Intan Rahma
Chapter #27

Tentang Kesetiaan

Ardi mengunjungi rumah Ustaz Zaki sebelum berangkat mengajar. Dengan wajah cerah, Salwa menyambut kedatangannya.

 “Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau Bapak sakit?” tanya Ardi sambil bergegas masuk rumah setelah turun dari mobilnya.

 “Aku nggak mau ganggu kamu, Mas,” jawab Salwa pelan.

“Bapak, mana?”

“Lagi mandi, Mas. Tunggu sebentar, ya.”

“Bapak udah bisa ke kamar mandi sendiri?” tanya Ardi seraya duduk di sofa ruang tamu. 

“Belum, ada Asep yang bantuin. Kamu mau minum apa, Mas? Kopi mau?”

“Air putih aja.”

Salwa mengangguk, kemudian beranjak ke dapur. 

Sepeninggal Salwa, Ardi menatap pigura besar yang terpajang di dinding. Foto di dalam pigura itu belum berubah. Masih ada foto dia dan Fatma di sana. Lelaki itu tersenyum menatap wajah sang mantan istri yang telah tiada.

“Kenapa, Mas, senyum-senyum sendiri gitu?”

Pertanyaan Salwa membuat Ardi terkejut.  Segera dia mengalihkan pandangan ke adik iparnya sementara  Salwa meletakkan gelas berisi air putih dan sepiring brownies di meja.

           “Makasih, Sal,” ucap Ardi.

“Cobain brownies-nya, Mas. Aku bikin sendiri, lho, meski mungkin rasanya nggak seenak buatan Kak Fatma.”

“Lumayan.”

           Salwa tersenyum senang.

“Lain kali, kalau Bapak sakit, kasih tahu aku. Bapak sama kamu tetap keluargaku walau Fatma udah nggak ada. Aku nggak ingin memutus tali silaturahim kita, Sal.”

 “Maaf, Mas. Kamu sudah punya kehidupan baru sekarang. Aku nggak mau jadi pengganggu,” kata Salwa pelan.

 “Mana ada ganggu? Dulu kamu adik iparku, sekarang pun tetap adikku. Apalagi kamu sama istriku sering ketemu di pengajian. Kalian pasti udah akrab, ‘kan?”

Lihat selengkapnya