Imam Kedua

Intan Rahma
Chapter #29

Kejutan yang Tidak Disangka-Sangka

Tidur nyenyak Ishana terganggu saat sebuah kecupan lembut mendarat di pipinya. Mata mengantuk Ishana mengerjap.

“Salat Subuh dulu,” bisik Ardi.

Ishana dengan malas kepalanya masih terasa berputar. Namun, dia tetap memaksakan diri ke kamar mandi untuk mengambil air wudu lalu melaksanakan salat Subuh berjamah dengan Ardi.

“Masih pusing sama mual, Sayang?” tanya Ardi yang ikut duduk bersama Ishana di sofa kamar setelah mereka selesai salat Subuh dan tadarus bersama.

“Alhamdulillah udah nggak, Mas.”

“Kamu sakit?”

Ishana menggeleng lemas. Dipeluknya Ardi erat-erat. “Aku nggak mau kehilangan kamu, Mas Ardi.”

Perkataan istrinya membuat Ardi menatap heran. “Emangnya aku mau ke mana? Aku di sini, nggak pergi ke mana-mana.”

“Mas.”

“Hem.”

Ishana mengusap perutnya. “Apa mungkin aku hamil, ya?”

“Ha? Nggak mungkinlah, Sayang, kita, ‘kan, baru mau jalanin program bayi tabung,” sahut Ardi kalem, “kurasa kamu cuma stres aja, Han. Rileks, ya.”

Ishana tidak lagi memperpanjang ucapannya, dia tenggelamkan wajahnya di dada bidang Ardi.

“Kamu harus banyak istirahat, Hana,” bisik Ardi diikuti kecupan lembut di kepala istrinya.

***

Terdorong oleh rasa penasaran, Ishana membeli test pack di apotek dekat pesantren. Dia menduga dirinya hamil karena belum juga datang bulan.

Pulang dari apotek segera dia lakukan tes, hasilnya positif, dua garis. Dia hamil. Serta-merta wanita itu meneteskan air mata. Dia duduk di sisi ranjang menatap test pack di tangan. Ishana bahagia karena akhirnya ada janin di rahimnya. Namun, rasa cemas karena endometrios membuatnya gamang.

“Ya, Allah, aku harus gimana?” gumam Ishana seraya terpejam.

           Sorenya, ketika Ardi pulang dia segera mencari Ishana. Kekhawatiran yang dia rasakan sejak siang tadi, membuat dirinya ingin segera bertemu sang istri.

“Ibu mana, Bik?”

“Ibu di kamar, Pak. Dari pulang jemput Neng Ziva tadi belum keluar. Ibu juga belum makan siang,” jawab Minah. 

Lihat selengkapnya