“Saya akan mempertahankan janin ini, Dok,” ucap Ishana tegas ketika dia dan Ardi sedang berada di ruangan Dokter Vina.
“Ibu Ishana tahu, ‘kan, kalau penyakit Ibu tidak main-main, resiko kegugurannya besar.”
“Tapi, Dok, ini penantian kami selama lima tahun,” ucap Ishana nyaris menangis.
“Begini, Ibu akan merasakan nyeri panggul saat hamil, terutama pada tiga bulan pertama kehamilan. Hal ini disebabkan karena rahim yang berkembang cepat pada bulan-bulan awal kehamilan.
Faktor lain yang membuat endometriosis bertambah parah selama kehamilan adalah peningkatan hormon estrogen yang dapat mendorong lebih banyak luka endometriosis.” Dokter Vina menghela napas berat. “Tapi, bisa jadi Ibu Ishana juga merasakan gejala membaik selama hamil karena tidak terjadi menstruasi. Namun, umumnya tidak berlangsung lama.”
Ishana terpejam mendengar penjelasan Dokter Vina sementara Ardi terdiam.
“Selain itu selama kehamilan lebih berisiko mengalami komplikasi seperti preeklampsia, plasenta previa, keguguran, serta kelahiran prematur.
Bisa juga terjadi kehamilan ektopik, yaitu sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar rahim. Kehamilan seperti ini tidak bisa dipertahankan sehingga janin harus dikeluarkan,” lanjut Dokter Vina.
Ardi beristigfar dalam hati. Begitu banyak risiko yang harus ditanggung Ishana. Namun, dia tidak tega jika meminta wanita itu menggugurkan kandungannya.
“Jadi, apa yang harus saya lakukan untuk mempertahankan janin ini, Dok?” tanya Ishana seraya mengelus perutnya sementara tangan kirinya digenggam oleh Ardi.