Imam untuk Tante Vania

Rahmawati
Chapter #2

BAB I

Udara segar pagi hari menyambut hari ini. Sesaknya ibu kota, penuh dengan kendaraan yang lalu lalang. Ada yang mencari nafkah, menuntut ilmu, dan ada pula yang sekedar lalu lalang tak ada tujuan.

Hanisyah Vania Sari Hermawan---muslimah bercadar yang masih mencari pasangan hidupnya. Wanita berusia 27 tahun ini adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya bernama Fajar Amrullah Hermawan, satu-satunya anak lelaki dikeluarga Hermawan. Kakak keduanya bernama Sandra Habiballah Hermawan, kakak perempuannya yang sudah menikah dengan lelaki bernama Rusli Zainal, namun ditakdirkan tidak bisa memiliki anak

Vania, nama panggilan wanita ini, sangat dekat dengan keponakannya. Kanayya Hanifah Hermawan---anak dari Fajar dan istrinya, Silvia Hanindya. Saat kecil, Kanayya selalu tinggal dengan Vania kala kedua orangtuanya sibuk bekerja. Vania dan Kanayya bagai kakak-adik. Mereka sangat dekat. Itu pula yang membuat Vania menjadi tidak kesepian kala dirinya masih tinggal sendirian.

Hari ini, Vania menikmati sarapan berdua dengan Kanayya. Semalam, Kanayya menginap disini karena rindu dengan Vania. Mereka sedang berada dimeja makan. Celotehan Kanayya sangat membuat Vania bahagia. Celotehan anak kelas 8 SMP yang penuh dengan cerita. Mulai dari cerita sekolahnya, hingga cerita tentang cinta monyet nya

"Kamu belum jawab pertanyaan Tante dari semalam",ujar Vania sambil mengoleskan selai ke roti

"Pertanyaan yang mana?", tanya Kanayya lalu menggigit rotinya

"Kamu kenapa menginap dirumah Tante semalam?",tanya Vania lembut

"Oh itu. Lagi pengen nginep aja, kangen sama Tante kan",jawab Kanayya

"Nanti Papa yang antar kamu ke sekolah?", tanya Vania lalu mulai memakan rotinya

"Sepertinya iya, padahal kan aku bisa bareng Tante",jawab Kanayya

"Yaudah, gak apa-apa. Mungkin Papa pengen ngobrol sama kamu sepanjang jalan",ujar Vania

"Iya sih. Tapi, kapan-kapan Kanayya bareng Tante ya ke sekolah", pinta Kanayya menampakkan wajah memelas

"Iya sayang. Yaudah, sekarang habiskan sarapannya",ujar Vania

"Oke Tante ku sayang",ujar Kanayya lalu melanjutkan sarapannya

Mereka berdua menikmati sarapan pagi ini dengan indah. Vania bersyukur, setidaknya hari ini ia tidak sendirian untuk sarapan. Vania tersenyum dibalik niqab nya. Kanayya, orang yang paling mengerti dia dan paling ada untuk dia.

"Tante sayang sama kamu Kanayya. Tumbuh jadi anak yang Sholehah ya sayang",batin Vania

****

"Semalam ngobrolin apa aja sama Tante Vania?",tanya Fajar pada Kanayya

Kini, mereka sedang berada dimobil menuju sekolah Kanayya. Fajar menyetir sendiri dan Kanayya duduk disebelahnya

"Ada deh, Papa kepo deh",jawab Kanayya mencandai Fajar

"Mau main rahasia nih sama Papa, hmm",ujar Fajar

"Gak ada kok Pah, cuma aku yang menginterogasi Tante Vania",ujar Kanayya menatap depan

"Interogasi soal apa?",tanya Fajar

"Soal Tante Vania yang bercadar",jawab Kanayya membuat Fajar menghela nafas pelan

Ya, anaknya ini sangat penasaran dengan Vania yang memutuskan untuk bercadar. Dari kecil, Kanayya hanya bisa melihat wajah Vania kalau tidak ada laki-laki disekitarnya. Kanayya masih penasaran, kenapa tantenya itu betah dengan menggunakan niqab

"Papa dan Mama kan udah bilang waktu itu tentang rasa penasaran kamu",ujar Fajar yang fokus menyetir

"Jawaban Papa sama Mama gak detail. Makanya aku tanya Tante Vania, kali aja dijawab detail",ujar Kanayya

"Terus dapat jawabannya?",tanya Fajar

"Enggak, Tante Vania gak mau kasih tahu. Jawabannya sama kayak Papa dan Mama",decak Kanayya

Lihat selengkapnya